Mohon tunggu...
Intan Rimbe Raaina
Intan Rimbe Raaina Mohon Tunggu... Guru - Tenaga Bimbingan Belajar dan pengajar privat untuk semua mata pelajaran, tingkat TK hingga SMA

Lulusan S1 Teknik Informatika, spesialisasi Teknik Animasi Grafis Komputer, hobbi desain animasi dan mengajar anak anak dri tahun 2000 hingga sekarang.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: Keindahan yang Sempurna untuk Dihancurkan

21 Juli 2022   21:46 Diperbarui: 21 Juli 2022   21:54 255
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Suami yang ku anggap paling sempurna,,suami yang menjadi Imam terbaik ku, se tega ini padaku. Begitu sempurna dia menutupi semuanya. Begitu sempurnanya.

Keindahan yang benar hancur dengan sempurna. a

Hari ini terasa begitu cepat. Aku sudah persiapkan semuanya. Dalam tas ku, hanya ada Ijazah ku, akte kelahiran Rakha, surat nikahku dan Mas Bam. Semua nya aku tinggal. Tak akan ada yang ku bawa. Ku lihat jam dinding ku sudah jam 17.00 wib. Mas Bam sebentar lagi pulang.

Dari jauh kudengar deruman khas motor Mega Pro Mas Bam. Benar saja, dalam hitungan tak sampai beberapa menit. Motornya sudah berhenti di depan rumah kontrakan kami. Ku sambut dia dengan senyuman. Mas Bam mengecup keningku dan memelukku. Kebiasaan kami setiap hari.

Tapi sore ini..semua sudah berbeda rasanya..di hatiku.

Setelah Mas Bam mandi dan ku sediakan minuman hangat, dia meminta HP nya.

Aku segera beranjak, mengambil tas ku. Dan ku keluarkan HP nya. Ku berikan padanya, bersamaan dengan itu, ku putar video dia sedang bercinta dengan perempuan lain.

Muka Mas Bam memerah. Dia marah,, tak pernah ku lihat dia semarah itu. Dia berusaha menjelaskan padaku. Aku sudah tidak mau lagi mendengarnya.

"Mas, aku salah apa...sampai hati mas seperti ini ke aku...Mas minta aku ke papa baik baik, aku mohon, kembalikan aku ke papa baik baik juga ya" Ucapku pelan di sela air mataku yang mengalir sangat deras. Mas Bam berusaha memelukku. Dia tak pernah tega melihat ku menangis. Aku menjauhinya..

"Tak akan ada yang akan aku bawa mas di rumah ini mas, bawa pulang yah ke papa" Lanjut ku masih menangis. Aku lihat wajah Mas Bam sangat merah, marah, menyesal, malu dan entah apa yang ada di fikirannya saat itu.

Dia meminta maaf padaku, dia berusaha mendekatiku..tapi aku terus menjauh. Aku hanya minta pulang ke papa ku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun