Mohon tunggu...
Intan Rimbe Raaina
Intan Rimbe Raaina Mohon Tunggu... Guru - Tenaga Bimbingan Belajar dan pengajar privat untuk semua mata pelajaran, tingkat TK hingga SMA

Lulusan S1 Teknik Informatika, spesialisasi Teknik Animasi Grafis Komputer, hobbi desain animasi dan mengajar anak anak dri tahun 2000 hingga sekarang.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: Keindahan yang Sempurna untuk Dihancurkan

21 Juli 2022   21:46 Diperbarui: 21 Juli 2022   21:54 255
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Setelah ku antar ke kelasnya, bermain sebentar dengan nya di kelas. Aku kembali ke kantor. Aku ingat, HP ku dan HP mas Bam ada di atas meja kantor.

Aku buru buru ke kantor, karena lupa juga tadi pintu kantor tak ku tutup.

Ohh..syukurlah, HP ku dan mas Bam masih di tempat yang sama.

Tak lama HP mas Bam berdering. Ku lihat ada 20 panggilan tak terjawab.

Kontak yang menelpon nya bernama "Pak Robbi". Aku ragu, angkat atau tidak. Karena aku tak pernah melakukan itu. Tapi ini sudah yang ke 21 kali dia menelpon.

Badanku bergetar, ada apa kah. Mas Bam baik baik saja kah, apa kah ada sesuatu hingga menelpon berulang ulang.

Tapi...jika terjadi sesuatu dengan dia di kantor, kenapa tidak menelpon ke nomorku.

Ragu sekali aku mau terima telpon itu. Aku takut Mas Bam marah padaku, karena berani angkat telpon orang lain di HP nya.. Tanpa seizin dia.

Tapi aku juga takut, terjadi sesuatu pada Mas Bam.

Akhirnya, ku beranikan mengangkat telpon itu. "Bismillah" Ucapku pelan. Belum aku berbicara, kudengar suara lembut seorang perempuan di balik nama Pak Robbi di HP Mas Bam. Seketika badan ku seperti di setrum listrik.

"Halo sayang, kemana aja sih, di telpon bolak balik ga diangkat. Jadi kan malam ini kita jalan,,sebel deh diajak ngomong malah diem ajah.. Sayang.. Kamu denger ga sih" Suara lembut itu terus ku dengar. Aku tak berkata sepatah pun. Pikiran ku kemana mana,

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun