Mohon tunggu...
Insum J Lestaluhu
Insum J Lestaluhu Mohon Tunggu... Mahasiswa

Life must go on. Jadi, tetaplah terus berusaha untuk melakukan yang terbaik

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Sanitasi yang Baik: Kunci Hidup Bersih dan Bebas Penyakit

27 September 2025   21:26 Diperbarui: 28 September 2025   22:53 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Pernahkah Anda memikirkan hubungan erat antara sanitasi dan timbulnya penyakit? 

Sanitasi merupakan upaya pencegahan penyakit yang berfokus pada kegiatan menciptakan dan menjaga kebersihan lingkungan secara menyeluruh. Upaya ini sangat berpengaruh terhadap kesehatan individu dengan cara mengendalikan faktor-faktor yang berpotensi membahayakan kesehatan. Perilaku higienis atau perilaku yang bersih bagi setiap individu merupakan salah satu cara yang dapat diterapkan agar terciptanya sanitasi lingkungan yang nyaman, sehat dan bersih.

Pentingnya sanitasi perlu diutamakan karena mampu mencegah penyakit, menciptakan lingkungan yang bersih dan nyaman bagi masyarakat, sekaligus meningkatkan kualitas hidup. Kebersihan lingkungan dapat menciptakan kondisi yang sehat dan meningkatkan kualitas hidup bagi manusia. Air dan udara yang bersih, rumah dan lingkungan yang sehat serta memisahkan dan membuang sampah dengan benar merupakan kunci dari sanitasi lingkungan yang bersih, sehat, aman, dan terbebas dari penyakit

Bagaimana hal tersebut saling berhubungan dengan kehidupan kita?

Dalam kehidupan sehari-hari, sanitasi adalah upaya pemeliharaan yang bertujuan agar seseorang, makanan, tempat kerja, atau peralatan tetap bersih dan bebas dari pencemaran. Pencemaran ini dapat disebabkan oleh bakteri, serangga, atau binatang lainnya. Kebersihan dalam sanitasi makanan merupakan suatu upaya yang dilakukan agar makanan, orang atau penjamah, tempat, dan peralatan yang dapat menimbulkan penyakit atau gangguan pada kesehatan dapat dikendalikan.

Seperti yang kita ketahui bahwa makanan adalah sumber energi utama bagi manusia. Makanan yang dikonsumsi hendaknya memenuhi kriteria bahwa makanan ini layak untuk dimakan dan tentunya tidak menimbulkan penyakit. Selain itu, tentunya harus memperhatikan nilai gizinya, cara pengolahannya dan penyajiannya, serta kebersihan penjamah makanan. Pengolahan makanan yang mengabaikan kebersihan dan kondisi lingkungan dapat menjadi sumber penyakit, bahkan memicu keracunan akibat kontaminasi.

Makanan dapat menjadi sumber penyakit jika terkontaminasi dengan mikroba karena menggunakan alat yang kotor ketika membersihkan meja, perabotan yang bersih, dan juga penyimpanan makanan di tempat terbuka tanpa adanya penutup. Hal ini menyebabkan hewan-hewan kecil seperti serangga, lalat, bahkan tikus dapat menjangkaunya.

Selain itu, sumber kontaminasi pada makanan juga paling sering berasal dari penjamah makanan, peralatan, sampah, dan faktor lingkungan seperti air dan udara. Kontaminasi yang terjadi pada makanan dan juga minuman dapat menyebabkan makanan tersebut menjadi media bagi suatu penyakit. Salah satu sumber penularan penyakit dan penyebab terjadinya keracunan makanan adalah makanan dan minuman yang tidak memenuhi syarat higiene. Keadaan higiene pada makanan maupun minuman dipengaruhi oleh higiene alat masak, alat makan yang digunakan dalam proses penyediaan makanan dan minuman.

Berdasarkan data Kementerian Kesehatan pada tahun 2018, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan bahwa lebih dari 200 jenis penyakit dapat menular melalui makanan. Oleh karena itu, saat Hari Kesehatan Lingkungan sedunia, Pemerintah menekankan terkait pentingnya keamanan pangan. Indonesia merupakan negara yang memiliki tingkat keamanan pangan yang rendah dikarenakan terdapat 20 juta kasus keracunan pangan setiap tahunnya

Penyakit yang paling sering muncul akibat kurangnya sanitasi dan higiene makanan meliputi diare, tifoid, dan hepatitis A. Selain itu, keracunan makanan dapat menyebabkan mual, muntah, sakit perut, dan demam. Umumnya bakteri yang berperan dalam gejala ini adalah Salmonella, Listeria monocytogenes, Escherichia coli karena merupakan mikroorganisme atau bibit penyakit yang menjadi bawaan makanan.

Direktorat Kesehatan Lingkungan dan Public Health Emergency Operation Center (PHEOC) Kementerian Kesehatan mencatat Kejadian Luar Biasa (KLB) akibat keracunan pangan pada tahun 2017 berjumlah 163 kejadian, melibatkan 7.132 kasus dengan Case Fatality Rate sebesar 0,1%. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada tahun 2023, tingkat kematian akibat keracunan yang tidak disengaja per 100.000 penduduk Indonesia berada di angka 0.3.

Jelas bahwa sanitasi yang buruk dapat menjadi sumber kontaminasi yang pada akhirnya berdampak pada kesehatan. Beberapa penelitian yang telah dilakukan menyebutkan bahwa sanitasi yang buruk dan didukung dengan perilaku higiene yang tidak mendukung menjadi faktor utama dalam terjadinya penyakit

 Apa saja sih hal yang dapat dilakukan untuk mencegah hal tersebut?

Untuk mencegah dampak buruk tersebut, berikut adalah beberapa langkah yang dapat dilakukan. Yuk kita intip tips and trick berikut ini:

  • Gunakan celemek dan penutup kepala saat mengolah makanan untuk menghindari penyebaran bakteri yang berasal dari pakaian atau rambut.
  • Selalu cuci tangan dengan sabun di bawah air mengalir sebelum mengolah dan menyajikan makanan.
  • Gunakan air bersih untuk membersihkan bahan baku makanan dan peralatan. Hal ini penting dilakukan untuk menghindari kontaminasi silang yang dapat terjadi karena peralatan yang tidak bersih berpotensi menularkan bakteri atau virus.
  • Simpan makanan di tempat tertutup agar terlindung dari serangga atau hewan lainnya.

Dilansir dari website Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan bahwa sekitar 1,4 juta orang meninggal setiap tahun akibat kurangnya sanitasi, dan higiene atau kebersihan. Sanitasi dan higiene memiliki hubungan yang erat dalam pencegahan penyakit, bahkan keduanya didefinisikan sebagai upaya mencegah timbulnya penyakit. Namun, terdapat perbedaan fokus:

  • Sanitasi lebih berfokus pada faktor lingkungan manusia.
  • Higiene berfokus pada aktivitas manusia.

Jika higiene seseorang sudah baik tetapi sanitasinya buruk makan akan menimbulkan risiko terjadinya penyakit. Misalnya perilaku hygiene yang baik yaitu rutin mencuci tangan---tetapi sanitasi tidak mendukung karena minimnya ketersediaan air bersih, maka proses cuci tangan tersebut tidak akan sempurna. Hal ini menunjukkan bahwa higiene yang baik tetapi sanitasi yang buruk tetap akan menimbulkan risiko penyakit.

Mari menjaga kesehatan tubuh kita dengan berperilaku yang baik dalam menjaga sanitasi dan higiene makanan agar terhindar dari penyakit

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun