Mohon tunggu...
Inspirasiana
Inspirasiana Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Kompasianer Peduli Edukasi.

Kami mendukung taman baca di Soa NTT dan Boyolali. KRewards sepenuhnya untuk dukung cita-cita literasi. Untuk donasi naskah, buku, dan dana silakan hubungi: donasibukuina@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humor Pilihan

Aku, Taksi Air, Ibu-ibu Marah tapi Lucu, dan Drum Air Itu

20 Oktober 2020   17:45 Diperbarui: 20 Oktober 2020   18:32 313
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tribunnewsbatam/Dewi Haryati

Indonesia amat luas dan kaya. Perjumpaan antarbudaya kerap menghasilkan kisah-kisah perjumpaan yang unik. Salah satunya aku alami saat bertugas di sebuah daerah di luar Jawa, tempat asalku. Sebut saja, Kabupaten Keren.

Di Kabupaten Keren ini, Kita bisa menjangkau kampung-kampung di pelosok dengan naik "taksi air" (begitu orang Keren menyebutnya), dan speedboat.

"Taksi air" itu seperti apa, sih? Jangan dibayangkan kapal fiber putih nan elegan. Taksi air itu kapal kayu yang berisi sekitar 30-an penumpang. Duduk berhadap-hadapan.

Suatu ketika, aku diundang ikut pesta perkawinan di sebuah kampung. Jaraknya jauh dari ibu kota kabupaten. Naik taksi air sekitar 4 jam baru sampai. Sepanjang perjalanan, panorama sungguh memesona. Bukit-bukit putih berselimut pepohonan hijau nan memukau. Aduhai, indahnya negeriku. 

Nyaris Tanpa Sinyal dan Listrik

Seperti bisa diduga, kampung itu nyaris tanpa sinyal dan listrik. Hanya di sudut-sudut tertentu saja bisa ditemukan sinyal. Kalau bawa hape Iphone atau android terbaru sekalipun, gak akan ngaruh. Sinyal tak selalu ada.

Meskipun nyaris tanpa sinyal dan listrik, kebahagiaan warga tak berkurang. Persiapan jamuan makan siang disiapkan beramai-ramai. Urusan memasak terutama diurus oleh ibu-ibu dan anak remaja. Para bapak sibuk menyiapkan tempat dan hiasan adat.

Dimarahi Ibu-ibu

Sebagai tamu yang baik, aku merasa malu kalau tidak ikut membantu. Ya sudah, aku beranikan diri membaur dengan ibu-ibu yang sibuk memasak di belakang balai desa.

Saat membantu merebus air dan menyiapkan air panas untuk buat kopi, aku melihat dua drum besar berisi air. Karena penasaran, aku tengok isinya.

"Oh, air bersih. Namun, kenapa ada jeriken-jeriken putih di dalamnya?" bisikku dalam hati.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun