Mohon tunggu...
Inosensius I. Sigaze
Inosensius I. Sigaze Mohon Tunggu... Lainnya - Membaca dunia dan berbagi

Mempelajari ilmu Filsafat dan Teologi, Politik, Pendidikan dan Dialog Budaya-Antaragama di Jerman, Founder of Suara Keheningan.org, Seelsorge und Sterbebegleitung dan Mitglied des Karmeliterordens der Provinz Indonesien | Email: inokarmel2023@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Cara Membangun Gagasan Tulisan

19 Maret 2023   04:19 Diperbarui: 26 Maret 2023   23:31 721
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cara apa saja supaya tulisan itu menarik dan dari mana idenya? | Dokumen pribadi oleh Ino Sigaze.

Para penulis pasti punya kerinduan untuk menemukan ide menulis yang baru dan menarik. Saya sendiri merasakannya beberapa hari ini. 

Dengan rutin menulis, terasa ada sistem logika berpikir yang dibangun. Oleh karena sistem berpikir itu telah berubah menjadi satu sistematika, maka lama kelamaan saya sendiri merasa bosan dengan cara yang sama itu.

Lalu saya coba mencari cara lain. Cara baru yang bisa memberi warna sebuah tulisan.  Tentu dengan harapan bahwa tulisan menjadi lebih menarik.

Cara apa saja supaya tulisan itu lebih menarik dan dari mana ide-idenya? Nah, inilah eksperimen pribadi hari ini.

1. Pergi dari tempat yang sama

Pergi ! Bukan saja sebagai kata perintah, tapi bisa juga diubah hingga menjadi kenyataan. Saat mempersiapkan diri untuk pergi, selalu butuh persiapan.

Jenis sepatu, jaket dan baju, serta celana yang sesuai musim penting jadi pertimbangan. Mengapa pakaian itu penting? Pakaian yang digunakan selama bepergian itu sangat menentukan kesehatan tubuh.

Jika terlalu kedinginan, karena pakaian yang tidak sesuai musim dingin, maka orang akan merasakan betapa tidak nyaman dan kedinginan selama perjalanan.

Nah, itu baru sedikit tentang persiapan pakaian. Selanjutnya, orang bisa saja bertanya pemandangan apa yang paling menyedot perhatian kamu saat beberapa langkah keluar dari rumah?

Hari ini saya melihat ada 10 mobil polisi. Mobil-mobil itu melintas dekat rumah dengan suara alarm yang sangat kencang. Saya terus mengamati. 

Kebanyakan sopir mobil itu adalah polwan ternyata. Kok gitu ya? Ada apa ya? Saya menunggu bus di depan rumah dengan rasa ingin tahu.

Mobil polisi paling depan berhenti dan beberapa polisi turun dengan seragam yang tidak biasanya. Pasti ada sesuatu. Cuma saya tidak tahu apa yang sedang terjadi.

Bus dengan nomor 54 datang dan berhenti pada Haltestelle yang saya tunggu. Saya pun pergi dengan menggunakan bus itu, tapi mata saya tetap melihat ke arah barisan mobil polisi itu.

Saya pergi dengan membawa rasa ingin tahu yang tidak punya jawaban. Ah, sekarang saya mengerti bahwa tak selamanya rasa ingin tahu manusia itu menemukan jawabannya pada saat yang sama.

2. Amati perjumpaan dengan orang lain

Seorang penulis yang sepi dari ide-ide menulis, akan menganggap momen perjumpaan dengan orang lain itu seperti sedang membaca sebuah buku baru.

Buku baru yang saya baca hari ini mulai dari kisah ini. Saya masuk ke dalam ruangan makan rumah makan Cina di Frankfurt.

Aneh, tak ada yang saya kenal, meski kami sudah punya janji berjumpa pada hari ulang tahun ke 80 dari seorang Oma. Sebut saja namanya Oma Chatrien.

Melihat dan mencari itu proses yang pasti ada di kepala penulis. Bertanya itu paling cepat mengubah kesedihan menjadi jawaban.

Saya melihat 5 orang Oma usia 70 tahun ke atas duduk pada satu meja bundar. Tak segan-segan saya menyalami Oma Chatrien yang berulang tahun.

Tebaran senyum sukacita terlihat spontan dan membara. Cipika-cipiki dengan oma itu biasa seturut adat Jerman. Ruangan penuh. Suara riuh. Bunyi piring tidak teratur.

Acara makan sudah berlangsung sejak sejam yang lalu. Saya menyalami yang lainnya. Lalu duduk di  atas kursi dekat sebuah meja bundar di tengah-tengah ruangan itu.

Suara-suara bermunculan, ayo ambil makan! "Ya, terima kasih", jawab saya. Rumah makan besar itu masih tampak sepi pada pukul 14.00 waktu Jerman.

Saya bergegas ke tempat hidangan bermacam-macam jenis makanan ala rumah makan Cina, all you can eat. Putaran pertama selesai, terasa masih bisa dilanjutkan ke putaran keduanya.

Fokus makan selalu dialihkan karena ada hal yang unik saat itu. Jonas, yang berusia 2 tahun berada persis di depan saya. Ya, satu meja bersama saya. Jonas sedang memegang eis cream.

Ingin melahap, namun dilarang ibunya. Jonas begitu kreatif dan aktif. Sesekali makan eis cream, coklat lalu berlari ke sana kemari. Perhatian semua yang hadir ditarik ke Jonas.

Anak kecil punya daya tarik yang unik. Unik sesekali berbahasa Indonesia, memanggil nama Ongkel Leon, dan yang lainnya. Jonas senang menunjukkan wajahnya yang ceria dengan senyum yang lebar.

Semua menyambutnya dengan tawa gembira. Sesekali ia berlari begitu cepat ke arah pintu. Semua sontak takut dan berteriak, "Jonas" Jonas kembali dipangku dan digendong ibunya.

Jonas jadi sorotan dan rebutan, selain oma 80 tahun. Membaca dan mengamati Jonas membuat saya harus berterima kasih kepada Jonas.

Jonas memberi saya ide untuk menulis. Menulis tentang anak kecil dengan kalimat-kalimat sederhana dan singkat. Sebuah perjumpaan dengan Jonas kecil yang tak pernah terpikirkan sebelumnya.

Menulis itu akan jadi menarik kalau tak hanya membaca dunia kehidupan seperti tentang seorang oma 80 tahun, tetapi ada dalam tegangan yang imbang dengan gejolak aktif dan jenaka seperti Jonas yang berusia 2 tahun.

Antara oma Chatrien yang berusia 80 tahun dan Jonas yang berusia 2 tahun ternyata sama-sama telah memberi ide tentang kehidupan yang perlu ditulis.

Hidup itu tak selamanya harus terlihat seperti tua, tetapi juga tak selamanya terlihat jenaka dan seperti anak kecil. Hidup itu paling menarik kalau menjadi penulis.

Ya, penulis itu bisa menarasikan apa yang yang tidak terpikirkan oleh semua yang hadir dalam satu ruangan yang sama. Ia mampu meresap pesan dan makna dari kebebasan masing-masing orang.

Perjumpaan dengan yang lain itu adalah bagian dari gagasan yang paling menarik dan unik. 

3. Melihat pelangi di kota Frankfurt

Melihat pelangi itu biasa. Siapa saja sudah pernah melihat pelangi. Tapi, melihat pelangi saat hari cerah di musim semi itu tidak biasa. Pelangi itu memikat mata.

Kok aneh ya? Baru saja saya terpukau dengan pancingan tamu supaya oma bisa tertawa hahaha hihihihi, lalu Jonas yang lucu. Sekarang datang pelangi melintas di arah sebelah kanan dari rumah makan itu. 

"Ayo Oma, foto dengan latar belakang pelangi" kata seorang ibu. Saya jadi ingat, kan ada lagu "Ada pelangi di matamu." Tapi, hari ini saya melihat pelangi di atas rumah-rumah. Pelangi di kota Frankfurt.

Pelangi di kota Frankfurt | Dokumen pribadi oleh Petra S.
Pelangi di kota Frankfurt | Dokumen pribadi oleh Petra S.

Kota Frankfurt dari sudut pandang tertentu memang seperti pelangi. 

Pelangi itu bukan soal beragam warna fenomena alam di atas langit, tapi juga beragam manusia dan fenomena kehidupan di bumi.

Pelangi itu simbol dari perbedaan. Di kota Frankfurt bisa ditemukan semua orang dari seluruh penjuru dunia.

Bukankah itu sebuah pelangi? Pelangi kehidupan itu adalah buku bagi penulis. Pelangi itu tidak hanya dapat ditemukan dalam satu ruangan kecil, tetapi juga dalam satu ruangan kehidupan yang terbuka.

Pelangi itu bukan saja soal cerita tentang Oma Chatrien dan Jonas yang berbeda generasi. Tapi, tentang saya dan yang lainnya terkait beda porsi, beda selera dan beda warna piring.

Pelangi kehidupan itu tentang kita.  Ketika kita berani memberi warna pada setiap jejak usia ini. Überraschung, aksi yang mendatang sukacita kepada Oma Chatrien memang ibarat pelukis jenius, yang melukis pelangi pada hari ini.

Ia melukis abstrak dalam waktu begitu singkat, namun penonton jadi bingung tanpa kata, sprachlos. Semua terdiam, Oma meneteskan air mata.

Ada haru yang begitu dalam. Ya, ketika ia merasakan cinta dan kasih sayang sang mertua, cucu dan anaknya. Mereka telah memberinya pelangi paling indah hari ini.

Tetesan air mata, seperti gerimis datang dari langit. Cahaya matahari pun menembus ke ruangan makan itu. Perpaduan air mata dan cahaya kini membentuk pelangi yang dikenang dalam hati.

Salam berbagi, ino, 19.03.2023

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun