Mohon tunggu...
Inosensius I. Sigaze
Inosensius I. Sigaze Mohon Tunggu... Lainnya - Membaca dunia dan berbagi

Mempelajari ilmu Filsafat dan Teologi, Politik, Pendidikan dan Dialog Budaya-Antaragama di Jerman, Founder of Suara Keheningan.org, Seelsorge und Sterbebegleitung dan Mitglied des Karmeliterordens der Provinz Indonesien | Email: inokarmel2023@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

3 Alasan Mustahil Kominfo Blokir Google

23 Juli 2022   05:40 Diperbarui: 24 Juli 2022   19:34 518
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi aplikasi Google News, Google, Google Drive, Gmail, YouTube Music.| KOMPAS.com/ Galuh Putri Riyanto

Rencana pemblokiran Google perlu dikaji lagi dari sisi akses layanan Google untuk ekonomi dan pendidikan anak Indonesia. 

Tema sorotan Kompasiana kali ini sangat menantang dan menarik karena mengupas ancaman Kominfo untuk memblokir Google.

Spontan setelah membaca ulasan topik itu, saya merasa betapa mustahil pemblokiran itu bisa dilakukan.

Ada 3 alasan kemustahilan itu:

1. Tingkat ketergantungan masyarakat Indonesia pada Google yang sangat tinggi 

Sebagian besar masyarakat Indonesia membutuhkan layanan Google. Prediksi pengguna jasa Google mungkin saja pengguna terbesar di dunia, selain China sebelum punya layanan sendiri yang bisa menggantikan Google.

Ketergantungan itu merambat bukan saja sebatas kebutuhan akses komunikasi sosial, tetapi juga penting tentang jasa internet dalam kancah bisnis dan perekonomian, serta pendidikan. 

3 alasan mustahil Kominfo blokir Google/Dokumen pribadi oleh Ino
3 alasan mustahil Kominfo blokir Google/Dokumen pribadi oleh Ino

2. Dunia Metaverse tidak bisa eksis tanpa peran Google. 

Memang bisa dikatakan pemilik Google bisa saja memiliki ketakutan luar biasa karena jika saja pemblokiran terjadi, maka google kehilangan pelanggan yang sangat besar jumlahnya.

Akan tetapi, orang tidak bisa membayangkan perkembangan dunia Metaverse, jika tanpa peran dan dinamika kehadiran layanan Google. Dalam hal ini, begitu tegakah Kominfo melakukan aksi pemblokiran itu? 

Memblokir Google sama dengan memotong kreativitas generasi milenial yang sedang akrab dan mesra bersama Metaverse membangun kehidupan dan masa depan mereka. 

Jadi, terasa sangat mustahil Kominfo melakukan itu, jika Kominfo sendiri belum punya layanan cadangan yang menggantikan peran Google. Entah isu atau polemik dalam bentuk apa saja, terasa itu hanya sebatas motivasi bagi generasi muda untuk beberapa hal ini:

1. Menggunakan layanan Google untuk hal yang bersifat edukatif. 

2. Generasi milenial perlu memikirkan bagaimana caranya agar lepas dari ketergantungan layanan Google. 

3. Masyarakat pengguna Google perlu lebih cerdas dan cermat dari Google itu sendiri. 

3. Vakumnya akses informasi ke dunia pendidikan, menjadikan generasi milenial terlambat dan terbelakang dalam banyak bidang kehidupan 

Pembekuan akses informasi dan layanan informasi terkait dunia pendidikan merupakan tantangan terbesar bagi masyarakat dan pemerintah Indonesia. 

Apakah kebijakan pemblokiran itu sudah diteliti sebagai sebuah keuntungan bagi masyarakat dan pemerintah Indonesia. 

Saya yakin bahwa pemblokiran itu hanya akan menimbulkan keterlambatan dalam banyak aspek yang semestinya tidak perlu terjadi. 

Keterlambatan dalam akses ilmu pengetahuan dan perkembangan informasi global harus dianggap serius dalam kancah global.

Indonesia hidup dalam persaingan global yang semestinya terus memacu generasi muda Indonesia menjadi terdepan dan bukan terlambat dan terbelakang. 

Oleh karena itu, seberapa efektif jika pemblokiran itu dilakukan oleh Kominfo atau atas dasar pertimbangan apa rencana itu akan dilakukan. 

Pertimbangan dan kebijakan pemerintah mesti memperhitungkan akses ke dunia pendidikan dan ekonomi untuk menjadi yang terdepan dalam persaingan global saat ini. Metaverse adalah jembatan yang menghubungkan kerinduan generasi milenial dan perkembangan global. 

Salam berbagi, ino, 23 Juli 2022.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun