Mohon tunggu...
Inosensius I. Sigaze
Inosensius I. Sigaze Mohon Tunggu... Lainnya - Membaca dunia dan berbagi

Mempelajari ilmu Filsafat dan Teologi, Politik, Pendidikan dan Dialog Budaya-Antaragama di Jerman, Founder of Suara Keheningan.org, Seelsorge und Sterbebegleitung dan Mitglied des Karmeliterordens der Provinz Indonesien | Email: inokarmel2023@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Bayang-bayang Akhir Tahun

29 Desember 2021   02:51 Diperbarui: 29 Desember 2021   04:54 410
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bayang-bayang akhir tahun | Dokumen pribadi oleh Ino

Bayang-bayang akhir tahun tinggal menghitung hari. Di depan bayang-bayang itu aku berdiri menatap ke akhir dari cerita sang waktu.

Ada bayangan suara yang merenggut ingatan kembali ke awal sejak hari pertama tahun 2021.

Bayang-bayang akhir tahun ini menyerap kenangan beraneka ragam. Sejak berjuang tetap jadi sehat, tegar di saat pandemi covid19 hingga coba berbagi pada dinding Kompasiana.

Bayang-bayang akhir tahun, jadi lukisan indah saat terjawab tantangan, "kamu perlu ceritakan siapa diriku selama setahun ini." Merilis kembali dalam sunyi akhir dari perjumpaan yang tidak berulang.

Bayang-bayang akhir tahun membuka lembaran ingatan. Begitu banyak teman-teman yang hadir dalam relung waktu setahun lamanya.

Rotasi waktu tanpa batas tanpa kata. Ia cuma sunyi menulis dalam bayangan atap sebuah gubuk di pesisir pantai Utara. 

Kenangan tidak punya dinding pembatas.

Bayang-bayang akhir tahun bisa kembali kapan saja meski lampau cerita itu semua. Masa lalu indah pada waktu dikenang dalam waktuku yang sekarang.

Indah saat dari teduhnya bayang-bayang itu terlihat jejak-jejak peziarah. Di sana ada sampah masa lalu. Ada carikan kertas yang dibuang dan terhempas angin malam.

Indah ketika tulisan cerita di atas pasir putih itu terhapus oleh hempasan gelombang laut. Gelombang perubahan membuka lembaran baru pada setiap jejak-jejak kaki sang peziarah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun