Pilar-pilar kenangan berdiri tegar di tengah kota. Pilar kenangan tentang suatu masa penuh duka pada tahun 1942.
Pilar kenangan tentang deru pesawat pembom terbang dengan wajah seram di atas kota.
Pilar kenangan tentang saat hidup tiada maaf, tanpa kompromi kepentingan.
Dari pilar kenangan terlihat cabik-cabik reruntuhan, yang tersisa sejak dulu, kini dibiarkan biar tetap dikenang generasi-generasi sekarang.
Dari pilar kenangan terlihat celah-celah cahaya yang menembus pintu dan jendela tua, membias keluar.
Bias cahaya yang merayu simpati pejalan kaki suatu malam.
Bias cahaya dari ruang percikan kenangan dan sejarah tentang masa-masa silam yang suram dan buram.
Pilar kenangan bersanding dengan cahaya percikan sejarah berpadu dengan dandanan malam.
Keindahan yang tampak sekarang, mesti dulunya pahit dan penuh debu rongsokan perang. Keindahan karena masih ada orang yang mau merawat kenangan.
Pilar kenangan yang dibangun tidak sempurna.