Saya masih ingat seorang guru pada saat SMA dulu pernah mengatakan seperti ini, "Seorang murid yang tidak membaca buku, sama dengan ia datang ke sekolah tanpa CD."
Waktu mendengar itu kami semua tertawa, tetapi setelah itu menjadi begitu malu. Ya, itu hanya sebuah contoh kecil kesadaran dari seorang guru tentang pentingnya membaca buku dan menanamkan nilai dari membaca buku.
Sampai kapan semua ini baru berubah?
Pertanyaan terberat untuk dijawab saat ini, kalau semua itu tidak mulai dari diri sendiri dan sejak saat ini. Guru sebagai fondasi dari pendidikan mestinya punya kesadaran akan pentingnya buku-buku.
Membaca buku tidak lain sama dengan membaca dan mengenal manusia dan dunia ini. Tidak bisa dibayangkan kalau guru dan para dosen tidak punya buku-buku pribadi apa jadinya negeri ini?
Keprihatinan ini lebih disoroti terkait kenyataan keterbelakangan dalam banyak hal. Bisa saja alasan utama dari keterbelakangan ini karena fondasi pendidikan yang tidak kokoh, tanpa relevansi dan konkretisasi ke dalam kehidupan sehari-hari.
Ya, pendidikan tetap merupakan fondasi dari perubahan dalam semua bidangnya. Itu cuma keyakinan saya. Saya akhirnya ingat kisah nyata di rumah tempat saya tinggal.
Sebuah rumah besar dengan lantai bawah entah kenapa dijadikan ruang perpustakaan. Bagi saya penempatan ruang perpustakaan itu sangat inspiratif.Â
Buku-buku d perpustakaan ada pada lantai dasar. Ya, suatu dasar dari seluruh dinamika mulai dari keseharian sampai pada aktivitas formal lainnya.
Terlalu berlebihan kalau guru-guru harus membangun rumah dengan satu ruangan khusus untuk buku-buku. Cukuplah mulai dengan satu lemari buku di suatu sudut, mungkin sudah menarik dan berarti. Apalagi lagi kalau ada kelas baca yang diorganisir oleh guru-guru, maka hal itu akan menjadi jauh lebih inspiratif lagi.
Demikian catatan kecil pada Hari Guru Nasional. Guru, minat baca dan perpustakaan merupakan tiga pilar yang punya hubungan erat dan tidak bisa dipisahkan. Hubungan erat itu tidak lain agar fondasi dari pendidikan itu sungguh-sungguh kokoh. Kekokohan itu adalah fondasi dari perubahan. Guru yang kreatif akan menjadikan murid juga kreatif. Guru yang punya wawasan kekinian, akan menjadikan muridnya juga punya wawasan yang selalu aktual.