"Perubahan dan kemajuan bangsa Indonesia berawal dari kesiapan guru-guru yang mengajar dengan penuh rasa tanggun jawab."
Pada momen peringatan hari Guru Nasional ini, tidak terlalu berlebihan jika coba melihat dan merefleksikan kembali  tentang guru-guru zaman sekarang. Guru zaman now dalam kaitannya dengan minat baca dan perpustakaan pribadi.
Sebenarnya saya membayangkan betapa penting hubungan antara tiga hal itu: guru, minat baca dan perpustakaan pribadi. Mengapa tiga hal itu sangat penting?
Ada beberapa alasan berikut ini:
1. Status guru itu selalu melekat dengan kata kerja mengajar.Â
Terkait tugas utama seorang guru sebagai pengajar. Seorang pengajar punya tugas mengajar. Mengajar dalam bahasa Jerman disebut unterrichten.Â
Kata unterrichten sebetulnya dibentuk dari dua kata yaitu unter atau di (dari) bawah, sedangkan richten berarti mempersiapkan. Jadi secara harafiah mengajar (unterrichten) berarti mempersiapkan dari bawah atau mempersiapkan sejak di dasar atau tingkat paling bawah.
Tugas untuk mempersiapkan dari bawah itu tidaklah mudah. Tingkat yang paling bawah adalah guru sekolah dasar (SD). Tingkat dasar itu sebenarnya adalah tingkat yang paling penting.
Tingkat dasar itu ibarat dalam konsep pembangunan rumah adalah tingkat orang membangun fondasi rumah. Fondasi atau dasar adalah juga fundamen yang akan menjadi landasan berdiri untuk tingkat selanjutnya.Â
Logika yang mestinya ada sebenarnya sangat sederhana, jika seseorang ingin membangun rumah yang tinggi bertingkat-tingkat, maka fondasinya harus dalam dengan susunan yang kuat. Ya, harus punya konstruksi yang kokoh.
Konstruksi yang kokoh itu adalah bahasa simbol dari suatu persiapan yang sungguh-sungguh bukan hanya tenaga ahli bangunan (guru), tetapi juga tukang bangunan (para murid, siswa) agar suatu waktu bisa menghasilkan bangunan yang kokoh dan juga mereka bisa menjadi ahli bangunan yang bisa mengajar yang lainnya.