2. Penipuan dalam bentuk yang paling halus pun berjalan bersamaan dengan situasi krisis ini
Di tengah situasi tidak punya connecting internet, muncullah seorang pemuda ramah, menyapa dengan sopan sambil menawarkan paket data smartfren super kuota seharga 100 ribu.
Beberapa teman yang seperjalanan juga membeli paket itu, rupanya kami semua punya kebutuhan sama. Dua puluh menit kemudian, setelah penjualnya pergi kami masing-masing sibuk memasukan sim card baru itu ke hp masing-masing.
Mula-mula terasa aneh karena sinyal saja tidak bisa tangkap apa-apa, berulang kali dan dengan berbagai cara dilakukan, namun tidak berfungsi.
Ternyata pengalaman yang sama bukan cuma saya, tetapi juga dialami semua teman yang membeli paket itu. Kami semua hanya bisa berkata, "nasib..nasib, biarlah untuk membantu yang susah, apalagi di saat krisis seperti ini."
"Semakin saya kenal, saya semakin tidak suka" ya bisa saja terjadi karena  kenyataan-kenyataan seperti orang memanfaatkan situasi dan kesulitan orang lain.
Pengalaman kecil yang tidak enak itu turut membentuk kesan dan rasa tidak suka. Tapi itulah kenyataan negeri ini yang selalu tidak mudah karena ada begitu banyak manusia dengan segala macam situasinya sendiri.
3. Umumnya orang tidak suka dikontrol
Kenyataan krisis saat ini telah mengubah situasi bandara hingga berlapis-lapis penjagaan dan aneka pertanyaan kepada para pendatang baru. Ya, kesan seperti suasana darurat, pemeriksaan berulang-ulang dan berkali-kali hingga pengarahan terkait tata aturan praktis kesehatan.Â
Sesuatu yang patut diberikan apresiasi setinggi-tingginya kepada pihak Polri dan TNI yang bersedia setiap hari berdiri menjaga, mengawasi dan memperlancar program-program pemerintah terkait protokol kesehatan (prokes) di masa krisis covid19 ini.
Semakin saya kenal situasi itu, saya semakin tidak suka bukan karena hal-hal negatif di sana, tetapi karena saya membayangkan kelelahan mereka setiap hari berdiri menjaga dan mengawasi penumpang yang datang dan pergi di satu sisi.Â