Karakter orang yang kurang sabar juga bisa dikenal saat memotong rambut, bahkan bisa saja terjadi tukar pengalaman (austausch Erfahrung) pada waktu itu.Â
2. Memotong sendiri rambut teman-teman sebagai kesempatan belajar berbicara bahasa asing
Kesempatan belajar bahasa asing yang pernah saya gunakan adalah saat memotong rambut teman-teman senior saya. Para senior sebetulnya orang-orang yang butuh teman bicara.
Kesempatan praktek berbicara yang tepat adalah pada saat memotong rambut. Kosa kata terkait memotong rambut otomatis akan dipelajari waktu itu. Bahkan tema-tema bisa meluas pada waktu itu juga.
Menariknya, jika saya tidak tahu menyuruh seseorang memiringkan kepalanya, maka saya hanya mengatakan minta maaf saya lakukan ini ya, "Saya bisa langsung memutar kepalamu." Pada waktu itu dia langsung menjelaskan kepada saya kata yang tepat atau sebenarnya dalam bahasa asing.
Dalam hati, saya tertawa sendiri, soalnya ada cerita, jelek-jelek tukang cukur, bisa saja atur kepalanya presiden, miring ke kiri atau miring ke kanan. Nah, demikian juga, saya waktu itu, sempat berpikir, "Gini-gini saya orang Indonesia yang pernah dijajah kalian, sekarang saya bisa memutar kepalamu."Â
Saya bahkan terus terang kepada temanku itu, "Maaf ya, sekarang saya jadi raja dalam waktu 10 menit." Ya kamu atur saja hahaha, katanya.
Sungguh keberanian untuk berbicara bahasa asing tumbuh justru pada saat memotong rambut. Komunikasi tanpa enggan dan takut muncul pada waktu itu.
3. Memotong sendiri rambut itu harganya ucapan terima kasih dan buku
Sering sekali mereka memberi saya uang 10 euro, tapi saya menolak. Coba bayangkan 6 orang yang saya cukur dan kalau setiap bulan berarti saya dapat 60 euro.
Itu perhitungan matematis yang sebetulnya tidak penting untuk teman-teman sendiri. Menjadi baik dengan teman tidak selamanya harus dihargai dengan uang.Â