1. Memotong sendiri rambut sebagai saat mengenal orang lain
Memotong sendiri rambut dalam arti ini bukan seperti penjelasan di atas, tetapi saya bisa memotong rambut teman-teman yang meminta bantuan saya.Â
"Sendiri" diartikan sebagai untuk "orang-orang dalam" atau teman-teman kerja atau serumah dengan saya. Pada kenyataannya orang yang sering dianggap sulit oleh teman-teman pun, pada saat memotong rambut terlihat bahwa ia sebenarnya bukan orang sulit.
Pada saat memotong rambut, ia malah bisa banyak bercerita tentang pengalamannya, tentang masa lalunya. Pengalaman seperti itu saya alami di Jerman.Â
Kadang saya suka guyonan pada teman-teman, "Hallo, hallo, salonku gratis dan cepat, cuma 10 menit lho." Beberapa orang awalnya penuh keraguan datang meminta saya memotong rambut mereka.
Bahkan pernah seorang teman datang kepada saya membawakan alat pemotong rambut listrik yang sangat mahal dan bagus. Saya mengatakan kepadanya, "Oh maaf, saya masih punya tenaga, tanpa butuh listrik. Secara manual pun saya bisa selesaikan dalam waktu 10 menit."
Sambil tertawa, katanya, "Du bist verrueckt" atau kamu gila. Hahaha, saya hanya bisa tertawa saja. Saya mulai beraksi dan ternyata dalam 10 menit sudah selesai.Â
Alasannya sederhana banget, kepalanya bagus, bulat, dan seleranya botak. Cuma dipangkas pendek 4 mm. Karena itulah, saya mengatakan sesuai seleranya seperti itu, saya bisa habiskan rambut nya dalam waktu 10 menit.
Tambah lagi, gunting rambut yang saya miliki adalah sangat spesial untuk cuku rambut yang bisa disetel halus dan kasarnya. Gunting itu tajam luar biasa.
Pada awalnya, saya cuma menghiburnya kayak tukar cukur ternama saja, membunyikan gunting tanpa menyentuh rambut seperti percikan api. "Kamu ngapain?" tanyanya. "Hahahaha santai, tenang saja, pokoknya 10 menit akan selesai," jawab saya.
Dari peristiwa itu, saya belajar ternyata, mereka sungguh bergantung pada teknologi, sehingga sulit percaya jika tanpa teknologi atau tanpa bantuan arus listrik, orang bisa memotong rambut dengan baik dan rapi.