Hari ini saya terbangun tepat pukul 24.00 waktu di tempatku. Ya, tengah malam. Mengapa terbangun? Aneh ya, saya tiba-tiba mendengar seperti ada suara yang membisikan seperti ini judul tulisanmu terlalu kaku, gak bikin orang-orang pada kepo, tau gak, judul itu harus menarik?Â
Saya lalu bangun dan menyalakan HP saya dan mengklik fitur Logo Kompasiana pada pukul 24.02 tengah malam. Selanjutnya saya menulis tentang suara itu. Tiba-tiba saja, saya membayangkan semua isi dari tulisan saya tentang "Mengapa Disebut" Ibu Jari"? Lalu, saya teringat dengan suara itu. Oleh karena itu, saya berniat mengubah judul tulisan itu. Ya, sebuah judul yang bisa saja lebih menarik dan mewakili isi dari tulisan saya.Â
Meskipun demikian, saya punya keraguan. Ini beberapa pertimbangan yang membuat ragu keputusan saya mengubah judul:Â
1. Apakah boleh penulis mengubah judul tulisannyaÂ
2. Apakah dibenarkan Kompasiana, kalau penulis setelah beberapa jam menayangkan tulisannya, lalu mengubah judul tulisannya.Â
Saya akhirnya memilih coba mempertimbangkan judul harus bikin kepo karena  4 alasan ini:
1. Judul yang menarik itu selalu membuat pembaca ingin baca lagi
Terkadang saya belum bisa melawan logika saya sendiri. Logikanya apa? Jika ada judulnya, maka saya akan bisa menulisnya. Benar juga sih. Meskipun demikian, pertimbangan judul itu harus menarik untuk memberikan gambaran dan stimulus kepada pembaca, tentu butuh kata-kata yang menarik.Â
Nah, pengalaman selama menjadi pemula di Kompasiana, saya akhirnya sadar bahwa kematangan saya dalam mempertimbangkan penentuan judul yang baik, rupanya belum maksimal. Beberapa kali saya protes dengan diri saya sendiri, soalnya adalah judul yang ditayangkan itu tidak sesuai dengan isi tulisan. Aneh bukan?Â
2. Judul harus memancing ide selanjutnya
Saya menyadari bahwa perubahan judul itu bisa saja terjadi karena ternyata, judul waktu saya menulis itu berbeda dengan judul ketika mau ditayangkan untuk konsumsi pembaca atau publik.Â