Mohon tunggu...
Iman Nimatullah
Iman Nimatullah Mohon Tunggu... Bankir - Fulltime father

Pelayan Jemaah Haji

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Komariyah Wanita Jakarta

12 Juni 2019   23:25 Diperbarui: 12 Juni 2019   23:32 16
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Jakarta Pagi

"Maak, Kokom berangkat dulu. Titip  si dede yah. Jangan lupa mandiin. Bubur bayi masih ada tiga di lemari" kata Komariyah sambil mengenakan sepatu berhak tinggi yang dibelinya di ITC tahun lalu.

"Iyee Koom, hati-hati" Jawab Emak sambil mengaduk kopi untuk Babeh yang sedang menonton Mamah dan Aa di televisi.

"Pulangnya jangan malem malem, Kom" pesan babeh datar. "Kesian anak loe". Mata dan telinga  Babeh serius memperhatikan jawaban Mamah Dedeh atas pertanyaan seorang ibu berseragam majlis taklim yang biasa di awali kalimat "Mamah..Curhat doong.."

Kokom adalah panggilan Komariyah di rumah sedangkan di kantor nama panggilannya Marry. Sebakda subuh ia berangkat ke terminal Busway Ragunan dari belakang pasar Pondok Labu. Suaminya masih terlelap setelah menuntaskan tugas lembur di sebuah pabrik di Cikarang.

Kokom ingin sekali selalu bersama Cathrine, anak perempuan satu-satunya, yang kini berusia 3 tahun. Sedang lucu-lucunya dan mulai banyak tingkah. Catherine seringkali memakai bedak dan lipstiknya. Saat Kokom pulang anak balita itu menor sekali, mirip dirinya di kantor. Ya, sebagai reseptionist sebuah perusahaan di kawasan Rasuna Said Kuningan, ia dituntut untuk pandai berdandan. "Ini demi citra perusahaan" kata supervisornya saat briefing pagi.

Dalam dinginnya suhu bus transjakarta, Kokom tak henti memandangi wajah Catherine di handphone. Cantik sekali dan imut, matanya mirip Papinya. Hidungnya seperti maminya. Tiba-tiba matanya basah.

Kokom sedih sekali. Jika boleh memilih, ia ingin  tinggal di rumah. Menjaga buah hatinya detik demi detik. Memandikan, menyuapi, mengganti pampers. Ibu mana yang tak bahagia jika selalu bersama belahan jiwanya.

Tapi, inilah jalan hidupnya. Suaminya hanya buruh kontrak di sebuah pabrik boneka. Gajinya tak seberapa. Habis oleh bensin, makan siang, membayar cicilan motor, dan membeli pulsa. Belum lagi angsuran pinjaman untuk biaya pernikahan mereka empat tahun lalu belum lunas semua.

Dipandanginya wajah puterinya sekali lagi. Jemarinya diketuk-ketukan ke layar Samsung Galaksi. Rupanya ia sedang mengupload foto sang permata hati. Dituliskannya caption di bawah foto sebagai status pagi ini : "My little princess, Catherine, anak cantik Mami"

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun