"Didominasi Kelompok Gay, Jumlah Penderita HIV di Kota Depok Capai 405 Orang" Ini judul berita di liputan6.com (13/5/2025).
Judul berita ini ngawur karena mustahil kelompok gay bisa mendominasi penularan HIV/AIDS di Kota Depok, Jabar. Dalam KBBI dominasi artinya penguasaan oleh pihak yang lebih kuat terhadap yang lebih lemah (dalam bidang politik, militer, ekonomi, perdagangan, olahraga, dan sebagainya).
Nah, bagaimana cara laki-laki gay melarang laki-laki dan perempuan heteroseksual dan biseksual serta transgender untuk melakukan perilaku seksual yang bersiko tertular HIV/AIDS?
Cobalah berpikir jernih. Yang benar adalah kasus HIV/AIDS di Kota Depok paling banyak atau terbanyak terdeteksi pada kalangan laki-laki gay.
Yang lebih konyol lagi ada judul berita yang sebut IRT (ibu rumah tangga) mendominasi kasus HIV/AIDS. Duh, piyung .... IRT itu korban dan mereka pasif terkait dengan penularan HIV/AIDS karena mereka tertular dari suami melalui hubungan seksual penetrasi dalam ikatan pernikahan yang sah.
Pada lead berita disebutkan: Jumlah penderita Human Immunodeficiency Virus (HIV) di Kota Depok mengalami peningkatan di tiap tahunnya.
Ini tidak jelas. Yang meningkat atau bertambah kasus baru HIV atau jumlah kasus kumulatif HIV/AIDS. Soalnya, cara pelaporan kasus HIV/AIDS di Indonesia dilakukan secara kumulatif yaitu kasus lama ditambah kasus baru. Begitu setersnya, sehingga jumlah kasus kumulatif tidak akan pernah berkurang biarpun pengidap HIV/AIDS ada yang meninggal dunia.
Disebutkan pula: Menurutnya (Kepala Dinas Kota Depok, Mary Liziawati), jumlah penderita HIV perlu menjadi perhatian meskipun angkanya mengalami penurunan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
Dalam pernyataan ini tidak jelas yang turun jumlah kasus HIV-positif yang ditemukan (terdeteksi) atau jumlah kasus infeksi HIV baru.
Kalau jumlah kasus HIV yang ditemukan berkurang, maka perlu dipertanyakan mengapa hal itu terjadi. Bisa saja karena penjangkuan yang berkurang, sementara fasilitas kesehatan (Faskes) hanya pasif.