Ibu-ibu hamil itu tertular dari suami mereka yang melakukan pergaulan bebas yaitu hubungan seksual berisiko dengan perempuan, Waria atau laki-laki (biseksual).
Maka, sejatinya definisi tersebut harus diperbaiki agar tidak hanya menyasar muda mudi.
Jika dikaitkan dengan epidemi HIV/AIDS kasus HIV/AIDS pada muda mudi ada di terminal terakhir karena mereka tidak mempunyai pasangan tetap, dalam hal ini istri (lihat matriks).
Jika perpijak pada realitas sosial di social settings, maka pergaulan bebas tidak hanya dilakukan oleh kalangan muda mudi, tapi juga oleh laki-laki dewasa dan perempuan dewasa yaitu hubungan seksual di luar nikah: zina, seks pranikah, melacur, perselingkuhan, kumpul kebo, esek-esek (istilah melacur di kawasan Pantura).
Dengan hanya menyasar muda mudi sebagai pelaku pergaulan bebas, maka hal itu merupakan bentuk kemunafikan yang jadi tameng kalangan dewasa untuk berlindung dari perilaku seksual mereka sebagai pergaulan bebas.
Di zaman digital sekarang ini transaksi pergaulan bebas terjadi di dalam jaringan (Daring) melalui Ponsel dan media sosial. Lagi pula lokalisasi pelacuran sekarang sudah pindah ke media sosial dengan traksaksi melalui internet, seperti Surel dan Ponsel, dengan pekerja seks komersial (PSK) yang tidak kasat mata dikenal sebagai PSK tidak langsung.
Kondisi di atas merupakan bencana teselubung (silent disaster) karena tidak bisa lagi dilakukan intervensi terutama terhadap laki-laki agar menerapkan seks yang aman ketika melakukan hubungan seksual penetrasi dengan perempuan atau cewek prostitusi Daring.
Itu artinya jumlah laki-laki dewasa yang berisiko tertular PIMS atau HIV/AIDS atau keduanya sekaligus akan terus bertambah yang merupakan silent disaster (bencana terselubung) bagaikan 'bom waktu' yang kelak bermuara pada 'ledakan AIDS.' <>
* Syaiful W Harahap adalah penulis buku: (1) PERS meliput AIDS, Pustaka Sinar Harapan dan The Ford Foundation, Jakarta, 2000; (2) Kapan Anda Harus Tes HIV?, LSM InfoKespro, Jakarta, 2002; (3) AIDS dan Kita, Mengasah Nurani, Menumbuhkan Empati, tim editor, BPK Gunung Mulia, Jakarta, 2014; (4) Menggugat Peran Media dalam Penanggulangan HIV/AIDS di Indonesia, YPTD, Jakarta, 2022.