Suara burung ubruk, angin malam, hingga tangisan bayi memperkuat suasana untuk menambah kedalaman emosi. Musiknya tak terlalu dominan, tetapi muncul di saat yang tepat sehingga membuat suasana makin hidup dan nyata.
Â
Pementasan Yang Tak Hanya Ditonton Melainkan Untuk Dirasakan
   Saat Paijah mengeluh dikarena suaminya lebih perhatian ke burung daripada keluarga, atau saat Soleman dan Mat Kontan ngobrol soal kebanggaan dan ketakutan, penonton diajak berfikir tentang arti keluarga, harga diri, dan kesepian. terkadang penonton dibuat menahan napas karena tegang, atau senyum getir melihat cara para tokoh menghadapi nasib mereka.
Â
Teater Yang Menyentuh Hati Tak Mesti Mewah
   Dengan panggung yang sederhana, akting yang jujur, dan suasana yang kuat, drama ini berhasil menggugah emosi penonton. Setiap detik di panggung terasa seperti potret kehidupan nyata yang penuh tawa, air mata, dan harapan. Inilah keajaiban yang cuma bisa dirasakan langsung saat menonton, keajaiban yang membuat "Malam Jahanam" tetap hidup di ingatan, bahkan setelah lampu panggung padam.
Â
Penulis
Indriyani
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI