GUBERNUR JABAR BIKIN GEBRAKAN! Kebijakan tegas KDM melarang sekolah jualan buku, seragam, hingga studi tour akhirnya jadi jawaban atas derai air mata warga pinggiran yang selama ini terjebak jargon "sekolah gratis". Gratis? Ndasmu!Â
Saya bukan warga Jabar, tapi bergaul akrab dengan mereka yang hidupnya pas-pasan. Ada Si Mang, buruh kebun yang anaknya di SDN kelas 4. Setiap ganti semester, dompetnya digerogoti "kas bon" Rp150 ribu sampai Rp500 ribu! Buat apa? Seragam baru, buku ajar, studi tour ala kadarnya. Padahal, BOS (Bantuan Operasional Sekolah) sudah digelontor pemerintah. Tapi saat saya tanya: "Ada tanda buktinya?" Si Mang cuma geleng-geleng. Takut anaknya 'dibedakan' kalau protes. Â
Bayangkan jika punya 3-4 anak sekaligus sekolah?Orang tua buruh serabutan harus makan apa? Â
Kisah Wawan, Pencari Kroto yang Dikerjai Sistem
Wawan, 35 tahun, pencari telur semut Rangrang dari Pabuaran Subang, punya anak kembar di SMP. Sekolahnya nagih HP Android plus paket data untuk pembelajaran. Padahal, penghasilannya cuma cukup buat nasi sebungkus. Akhirnya, satu HP dipaksa dipakai berdua. Bagaimana kalau rusak? Wawan terpaksa gigit jari. Saat HP-nya mati total, saya yang belikan second. Â
Liciknya Oknum Sekolah:
- Pungutan "sukarela" lewat komite sekolah, tapi setorannya via koperasi.Â
- Anak Wawan bahkan bukan anggota koperasi, tapi tetap wajib bayar. Cerdik memang!
Sekolah Gratis? Ini Ladang Cuan Berkedok Pendidikan! Â