Pendekatan hermeneutik, khususnya menurut Wilhelm Dilthey, memberikan pemahaman yang mendalam bahwa akuntansi bukan sekadar sistem teknis untuk mencatat transaksi, melainkan suatu praktik sosial yang mencerminkan pengalaman hidup, nilai, dan makna kemanusiaan di balik angka-angka laporan keuangan. Melalui konsep Erlebnis (pengalaman hidup), Ausdruck (ekspresi), dan Verstehen (pemahaman), Dilthey menegaskan bahwa laporan keuangan harus dipahami sebagai teks sosial yang lahir dari konteks historis, moral, dan budaya organisasi. Seperti contoh yang saya berikan yaitu kasus PT Garuda Indonesia (2018) menunjukkan bagaimana tekanan sosial dan ekonomi dapat memengaruhi keputusan pelaporan, sehingga angka laba tidak lagi netral, tetapi menjadi simbol dari benturan antara etika dan kepentingan ekonomi. Dengan demikian, pendekatan hermeneutik menegaskan pentingnya memaknai laporan keuangan secara reflektif dan manusiawi, bahwa kejujuran dan tanggung jawab moral merupakan inti dari praktik akuntansi yang sesungguhnya, bukan sekadar kepatuhan terhadap standar teknis.
DAFTAR PUSTAKA
Sagara, Y. (2019). Teori Akuntansi (Studi Deskriptif Praktik Akuntansi Barat dan Akuntansi Timur). In NBER Working Papers. http://www.nber.org/papers/w16019
Yudi (2023). Interpretive Paradigms in Accounting Research Methodology: A Philosophy of Science Approach – Gadamer’s Hermeneutics. Journal of Research and Community Service. 4 (11), 2185-2194.
Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI