Dalam dunia pendidikan modern, kemampuan membaca menjadi salah satu kunci utama bagi keberhasilan belajar siswa. Menyadari hal itu, Sekolah Dasar Inpres (SDI) Sikumana 2 Kota Kupang terus berkomitmen menumbuhkan budaya literasi di lingkungan sekolah. Melalui berbagai inovasi dan kolaborasi antara guru, siswa, dan orang tua, SDI Sikumana 2 berhasil menciptakan suasana belajar yang literat, menyenangkan, dan penuh semangat membaca.
SDI Sikumana 2, menyampaikan bahwa kemampuan membaca tidak hanya penting untuk pelajaran Bahasa Indonesia, tetapi menjadi fondasi bagi semua bidang studi.
"Membaca adalah kunci dari semua ilmu. Anak yang gemar membaca akan lebih mudah memahami pelajaran dan lebih percaya diri dalam belajar," ujarnya penuh semangat.
Membangun Budaya Literasi Sejak Dini
Budaya literasi di SDI Sikumana 2 tidak muncul begitu saja. Sejak beberapa tahun terakhir, sekolah ini telah menjalankan Program Literasi Sekolah (PLS) sebagai bagian dari Gerakan Literasi Nasional. Kegiatan literasi dilakukan secara rutin dan terintegrasi dengan pembelajaran harian.
Setiap pagi sebelum jam pelajaran dimulai, seluruh siswa mengikuti "15 Menit Membaca", di mana mereka bebas memilih buku bacaan di pojok baca kelas. Kegiatan ini menjadi waktu yang ditunggu-tunggu oleh para siswa karena suasananya santai dan menyenangkan.
Guru-guru berperan sebagai pendamping aktif. Mereka membantu siswa yang belum lancar membaca, memberi motivasi, dan mengarahkan anak-anak untuk memahami isi bacaan. Dengan demikian, kegiatan literasi tidak hanya sekadar membaca, tetapi juga menumbuhkan pemahaman, daya pikir kritis, dan rasa ingin tahu.
"Kami ingin anak-anak memahami bahwa membaca bukan tugas, tapi kebutuhan dan kesenangan,".
Kreativitas Guru dalam Mengajar Membaca
Guru-guru di SDI Sikumana 2 berperan besar dalam membangun budaya literasi. Mereka terus berinovasi dalam metode pembelajaran membaca agar kegiatan ini terasa menyenangkan.