Mohon tunggu...
Indria Salim
Indria Salim Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance Writer

Freelance Writer, Praktisi PR di berbagai organisasi internasional (1990-2011) Twitter: @IndriaSalim IG: @myworkingphotos fb @indriasalim

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Gaduh

26 September 2018   09:09 Diperbarui: 26 September 2018   17:12 558
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gagak lapar | pixabay.com

*

Gaduh, aku berpesta.
Senyap, kumencari selamat.
Kacau, macan ompong mengaum berseringai.
Peragaan bunglon -- serigala mengembik, pedagang buah busuk menumpang, pengkhianat menyelinap.
Ini momen emas memasang kuda-kuda dan jurus pengecut.
Jangan ribut bila aku berebut rumput.
Kebohongan? Itu persepsi.
Tidakkah kau mengerti? Aku sekadar tunaikan panggilan mulia, membangun istana berdinding permata,
perjuangkan warisan impian tujuh puluh turunan.

Telan saja.

*

Gagak hitam melayang di balik awan pekat, melapar, akhirnya merendah -- mengitari bangkai kemanusiaan.

*

Secangkir kopi tumpah ruah, cangkir gerabah pecah terbelah. Seekor kucing mengeong, melesat menghindar dari pengejaran. Limbuk terbangun, mengumpulkan ingatan, lalu menghela napas tertindih, 'Hanya mimpi!'

26.09.2018 | Indria Salim |

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun