Mohon tunggu...
H.I.M
H.I.M Mohon Tunggu... Administrasi - Loveable

Hanya orang biasa yang memiliki 1 hati untuk merasakan ketulusan, 1 otak untuk berpikir bijak dan 1 niat ingin bermanfaat bagi orang lain | Headliners 2021 | Best in Specific Interest 2021 Nominee

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Sama-sama di Benua Asia, Mengapa Usia Harapan Hidup Masyarakat Indonesia Tidak Selama Jepang?

25 Agustus 2023   18:32 Diperbarui: 25 Agustus 2023   19:12 489
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kawula Tua Jepang Yang Masih Sehat Bugar | Sumber Sonora.id

Hari ini saya membaca sebuah artikel yang membahas angka harapan hidup masyarakat di beragam negara. Berdasarkan data dari databoks menunjukan bahwa Monako menempati peringkat pertama disusul Hongkong, Makau dan Jepang. 

Perhatian saya tertuju pada negara Jepang dimana angka harapan hidup mencapai 84,95 tahun. Artinya jika data ini dianggap usia yang banyak dicapai oleh penduduk maka tidak menutup kemungkinan akan ada warga yang usianya bisa menyentuh 100 tahun. 

10 Negara Angka Harapan Hidup Tertinggi Di Dunia | Sumber Databoks
10 Negara Angka Harapan Hidup Tertinggi Di Dunia | Sumber Databoks

Saya teringat dengan Sensei saya yang mengajarkan bahasa Jepang saat SMA. Sensei sepasang suami istri yang merupakan warga asli Jepang usianya sekitar 60 tahunan tapi terlihat masih segar bugar. 

Namun jika dibandingkan dengan angka harapan hidup masyarakat Indonesia yang hanya 68,25 tahun. Ada rentang yang tinggi antara angka harapan hidup masyarakat Jepang dengan Indonesia. 

Setidaknya ada beberapa faktor yang membuat angka harapan Indonesia tidak setinggi Jepang. 

#1. Masyarakat Indonesia Terlalu Terlena Dengan Kemajuan Teknologi

Kemajuan teknologi memang banyak memudahkan pekerjaan manusia dan banyak menghemat waktu, tenaga serta biaya. Sayangnya manusia menjadi terlena karena kemajuan teknologi. 

Contoh sederhana dulu kita terbiasa berjalan kaki. Bahkan pergi ke sekolah yang mungkin jaraknya 1 kilometer bukan perkara berat. Kini berbelanja ke warung yang jaraknya 200 meter saja, kita malas jalan kaki. 

Sudah ada motor yang lebih praktis. Hanya tinggal menghidupkan motor, tidak butuh 1 menit sudah sampai di warung yang dituju. Saya pun kini karena sering bepergian dengan kendaraan bermotor merasa lebih praktis dan tidak perlu berkeringat untuk bepergian meski jarak tidak jauh. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun