Mohon tunggu...
H.I.M
H.I.M Mohon Tunggu... Administrasi - Loveable

Hanya orang biasa yang memiliki 1 hati untuk merasakan ketulusan, 1 otak untuk berpikir bijak dan 1 niat ingin bermanfaat bagi orang lain | Headliners 2021 | Best in Specific Interest 2021 Nominee

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Fenomena Mengemis Online dan Perubahan Mental Masyarakat Zaman Now

12 Januari 2023   20:52 Diperbarui: 22 Januari 2023   12:57 1375
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mengemis di era teknologi dan media sosial telah mengalami pergeseran, tak lagi hanya dilakukan di dunia nyata, tetapi juga di dunia maya secara online. Sumber: Reuters/The Independent via Kompas.com

# Terjadinya High Acceptance

Saya pernah membaca kisah dimana ada seseorang berkeluh kesah di sosial media tentang kemalangan yang ia alami. Ada anggota keluarga yang mengalami sakit keras dan butuh dana besar untuk berobat. 

Keluh kesahnya viral dan akhirnya banyak masyarakat iba dan menawarkan bantuan salah satunya donasi. Uang terkumpul dengan cepat dan justru melebihi anggaran yang dibutuhkan. Artinya terjadi tingkat penerimaan besar (high acceptance). 

Contoh dana yang dibutuhkan sebenarnya hanya 100 juta namun justru si keluarga korban menerima bantuan bisa mencapai 300 juta. Sayangnya donasi ini disalahgunakan. 

Info yang saya baca, kelebihan dana ini justru digunakan untuk membeli barang mewah dibandingkan disimpan untuk biaya perawatan si pasien. Kasus seperti inilah yang membuat masyarakat latah karena merasa mudah mendapatkan uang besar dalam waktu cepat. 

Kasus Penyalahgunaan Dana Donasi | Sumber Merdeka.com
Kasus Penyalahgunaan Dana Donasi | Sumber Merdeka.com

Kasus Cak Budi yang sempat viral dimana berhasil mengumpulkan dana dari masyarakat mencapai 1,2 miliar rupiah untuk aksi kemanusian. Sayangnya masyarakat justru menyoroti penggalangan dana ini justru disalahgunakan. 

Ada dugaan dana terkumpul justru digunakan untuk membeli Fortuner, Iphone dan barang mewah lain yang notabane-nya lebih banyak digunakan pribadi dibandingkan untuk kepentingan orang banyak (Kisah detail klik disini). 

# Mulai Tertanam Jiwa Kikir

Jika bisa menggunakan orang lain kenapa harus pakai uang sendiri

Cara berpikir seperti ini mengindikasikan sifat seseorang yang ingin mencari untung, pelit, dan berpikir sempit. Kemajuan teknologi memudahkan seseorang untuk mengutamakan bantuan orang lain dibandingkan berusaha mandiri terlebih dahulu. 

Kasus seperti yang saya ceritakan di awal dimana ada oknum yang lebih suka mengandalkan bantuan dibandingkan bersusah payah menjual aset atau mencoba mencari pinjaman untuk mengatasi kesulitan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun