Mohon tunggu...
H.I.M
H.I.M Mohon Tunggu... Administrasi - Loveable

Hanya orang biasa yang memiliki 1 hati untuk merasakan ketulusan, 1 otak untuk berpikir bijak dan 1 niat ingin bermanfaat bagi orang lain | Headliners 2021 | Best in Specific Interest 2021 Nominee

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Perlukah Privasi Rumah Tangga Diumbar?

22 Desember 2021   15:58 Diperbarui: 23 Desember 2021   01:41 1088
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi membicarakan aib keluarga kepada rekan kerja. Sumber: Shutterstock via Kompas.com

Ada momen menggelitik ketika seorang staf di kantor masuk kerja setelah ijin cuti menikah. Rekan-rekan kerja datang menghampiri hanya sekedar mengucapkan selamat atas status baru, memberikan kado hingga melontarkan pertanyaan unik.

"Bagaimana malam pertamanya?"

Pertanyaan yang kerap ditanyakan kepada pengantin baru. Entah kenapa selalu ada orang kepo terhadap suasana malam pertama pengantin baru. Pertanyaan ini kerap ditanyakan kepada orang-orang yang baru menikah.

Ada yang tidak menggubris, ada yang berekspresi malu hingga pernah ada yang antusias menceritakan malam pertama sebagai pengantin.

Muncul pertanyaan dalam diri, etiskah menceritakan hal privasi rumah tangga pada orang lain?

Kadang saya geleng-geleng kepala jika ada orang tanpa segan menceritakan hal privasi pasangan hingga kondisi rumah tangganya. Bahkan hal "tidak dikasih jatah" oleh pasangan pun diceritakan pada orang sekitar.

Padahal tanpa disadari menceritakan hal privasi ini justru banyak menimbulkan masalah. Saya menganalisis beberapa masalah yang bisa kerap terjadi akibat hobi menceritakan hal privasi rumah tangga pada orang lain.

# Aib Keluarga Terumbar Secara Publik

Sebagai manusia tentu kita tidak luput dalam hal dosa atau nyeleneh yang sebisa mungkin kita tutupi karena terkesan aib. Nyatanya aib rumah tangga yang seharusnya menjadi rahasia suami-istri justru menjadi konsumsi publik.

Seorang teman menceritakan bahwa suaminya memiliki gejala impoten. Tentu ini adalah cobaan dalam berumah tangga ketika pasangan tidak bisa memberikan kebahagiaan secara hasrat. 

Masalah ini sebenarnya adalah rahasia bagi pasangan suami-istri di mana ada kekurangan yang dimiliki oleh pasangan. Bayangkan perasaan suami seandainya tahu jika istrinya menyebarkan kekurangan fisiknya. Bahkan ketika si suami menjemput istri di kantor, tentu jadi bahan omongan rekan kerja si istri. 

Ada juga suami yang menceritakan istri pada rekan kerjanya. Menceritakan si istri tidak pintar berdandan, tidur suka mendengkur, tidak pintar masak dan sebagainya. 

Mungkin mereka cerita hanya sebatas ingin curhat namun disisi lain sebenarnya mereka ini tengah menceritakan kekurangan dalam rumah tangga pada orang lain. Kekurangan yang seharusnya menjadi rahasia rumah tangga namun menjadi konsumsi publik. 

Ilustrasi Menceritakan Pasangan Pada Rekan Kerja | Sumber Republika
Ilustrasi Menceritakan Pasangan Pada Rekan Kerja | Sumber Republika

Hal menyedihkan ketika aib tersebut bergulir jadi bahan cerita secara lebih luas.

"Tahu gak ternyata suami si Rita itu impoten loh"

"Amit-amit punya istri kaya si Doni. Katanya jorok kalau di rumah apalagi suka ngorok kalau tidur"

Ada rasa prihatin mendengar rahasia keluarga justru menjadi gosip dan bahan cerita orang sekitar di mana justru disebarkan pertama oleh pasangan dari obyek cerita. 

# Berpotensi Menciptakan Perselingkuhan

Lah, kok bisa? 

Nyatanya ini sering terjadi di sekitar kita di mana curhat tentang aib pasangan berujung perselingkuhan. Ini terjadi pada junior saya. 

Junior saya di kantor usianya masih muda sekitar 24 tahunan. Dirinya bercerita beberapa kali pacaran dengan orang yang sudah bersuami. 

Ia memang suka cewek yang lebih matang dari sisi usia. Namun yang menarik bagaimana strategi dirinya mendekati si wanita. Junior saya ini hanya mengandalkan kekurangan dari suami dari si target. 

Ia mengetahui misalkan suami dari gebetannya ini tipe posesif, tidak mampu memuaskan si istri serta bukan tipe romantis. Bermodalkan inilah ia mendekati si wanita dengan memberikan hal yang kurang bisa diberikan suaminya. Alhasil ia bisa jadian dengan wanita yang sebenarnya sudah bersuami. 

Berselingkuh Dengan Sahabat | Sumber Tribun Medan
Berselingkuh Dengan Sahabat | Sumber Tribun Medan

Saya sudah sering melihat kasus perselingkuhan yang berawal dari teman curhat. Perlahan seseorang curhat tentang pasangannya pada seorang sahabat, rekan kerja atau kenalan. Berawal dari teman curhat berujung rasa cinta. 

Junior saya ini pun bercerita, orang berselingkuh karena ia masih ingin mendapatkan sosok lain yang bisa menutupi kekurangan pasangan atau menemukan sosok lain yang sesuai dengan ekspektasinya.

Tentu belajar pada kisah junior saya ini di mana ia memanfaatkan cerita kekurangan suami dari si "target gebetan" akhirnya ia bisa mendekati dan akhirnya menjalin hubungan meskipun mereka sadar hubungan ini masuk dalam ranah perselingkuhan. 

Saya yakin sobat Kompasiana pernah menemukan kasus seperti ini d imana kisah aib keluarga berujung pada si pasangan mencari sosok lain yang dapat menutupi kekurangan pasangannya. Alhasil selingkuh menjadi pelarian dari masalah rumah tangga. 

# Menceritakan Aib Keluarga Bisa Berujung Petaka

Kita harus sadar bahwa menceritakan aib orang lain tentu perbuatan tidak menyenangkan bagi si korban. Apalagi yang menceritakan adalah pasangan atau bahkan mantan pasangan. 

Masih ingatkan kasus "ikan asin" yang dipermasalahkan oleh Fairuz A Rafiq dan berujung pada pelaporan kepada pihak berwajib untuk sang mantan Suami, Galih Ginanjar beserta Pablo Benua dan Rey Utami. 

Ilustrasi Petaka Karena Bercerita Aib Pasangan | Sumber Radar Semarang
Ilustrasi Petaka Karena Bercerita Aib Pasangan | Sumber Radar Semarang

Belajar dari kasus ini menceritakan aib pasangan apalagi jika sudah menjadi mantan bukanlah sikap bijak. Apapun keburukan atau kekurangan pasangan atau mantan harus bisa dijaga karena kita pun berharap diperlakukan sama. 

Perceraian pun seringkali terjadi dikarenakan salah satu pihak merasa dipermalukan karena aibnya diceritakan pada orang lain. Saya saja misalkan aib yang selama ini dipendam justru diceritakan oleh pasangan kepada orang lain pasti akan marah. Bahkan tidak menutup kemungkinan akan menjadikan hal ini sebagai topik serius untuk dibahas. 

"Aib pasanganmu adalah Aibmu juga"

Cobalah untuk menanam mindset ini di mana ketika kita menceritakan aib pasangan nyatanya kita juga telah membuka aib kita personal. 

Mindset ini bisa jadi pengingat dan membuat kita berpikir ulang untuk menceritakan aib pasangan karena ujung-ujungnya aib kita pun ikut terbongkar. 

# Menciptakan Branding Negatif Pada Diri

Saya akan berpikir ulang ratusan kali jika bercerita pada orang yang selama ini suka membongkar aib pasangan. Bayangkan saja aib pasangan yang selama ini setia menemani justru diceritakan pada orang lain. Apalagi tentang rahasia yang ingin kita ceritakan padanya. 

Bergosip Dengan Sahabat |Sumber Viva
Bergosip Dengan Sahabat |Sumber Viva

Ketika kita terlalu suka menceritakan aib pasangan sejatinya perlahan akan menciptakan branding negatif pada diri sebagai "Si pembocor rahasia" atau "orang yang tidak bisa dipercaya".

Seandainya branding ini sudah tercipta, perlahan orang terdekat akan membatasi diri untuk berinteraksi bahkan memilih tidak akan menceritakan kisah hidupnya pada sosok ini. Khawatir penyesalan di kemudian hari karena dibocorkan oleh orang yang mereka percaya. 

***

Sebagai manusia normal tentu kita berusaha menyembunyikan kekurangan atau merahasiakan sesuatu yang dianggap aib. Berusaha sebisa mungkin agar tidak diketahui orang lain. 

Nyatanya tidak jarang orang yang paling kita percaya dan selalu menemani hidup kita menjadi sosok yang membocorkan aib itu. Sangat prihatin ketika ada pasangan yang dengan bangga menceritakan aib rumah tangga pada orang di sekitarnya. 

Sebelum hal ini terjadi, berharap kita merenung sejenak dan bisa menjadikan hal-hal di atas untuk upaya perenungan. Jangan pernah menceritakan aib pasangan atau rumah tangga jika tidak ingin berujung penyesalan. 

Mungkin sobat Kompasiana memiliki kisah tentang hal ini yang bisa disharingkan di kolom komentar. Harapannya bisa jadi pelengkap dan membuka pandangan kita terhadap rahasia rumah tangga. 

Semoga Bermanfaat

--HIM--

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun