Mohon tunggu...
Indra Rahadian
Indra Rahadian Mohon Tunggu... Administrasi - Pegawai Swasta

Best In Fiction Kompasiana Award 2021/Penikmat sastra dan kopi

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Cerpen: Ketika Dunia Redupkan Tawa

15 Oktober 2022   18:31 Diperbarui: 17 Oktober 2022   22:02 1029
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi perempuan di tepi jalan.| Foto: onebowl by Pixabay

Bocah lelaki itu sontak terperanjat dari pembaringan. Senyum mengembang, matanya berbinar. Ia tergesa-gesa menghampiri Mbok Jum yang tengah menyiapkan makanan. Rasa lapar yang mendera seharian, akan terbayarkan.

Do'a dilantunkan secepat kilat, si bocah terlihat tak sabar untuk memulai suapan pertama di hari itu. Belum lewat tengah malam, perut kecilnya beruntung dapat menikmati seporsi nasi goreng yang masih hangat. "Enak banget, Mbok," seru sang bocah tak berhenti mengunyah. 

Mbok Jum terpaku menatap cucunya makan begitu lahap. Mungkin tak ada kata-kata maaf yang terucap, karena membiarkan sang cucu merasakan lapar seharian. Namun baginya, bergerak jauh lebih baik daripada diam meratapi nasib. 

Dan tanpa aba-aba, air mata Mbok Jum mulai menetes. Haru. Dalam benaknya menerka, apakah kenikmatan nasi goreng yang ia bawa disebabkan perut kecil cucunya yang lapar, ataukah karena makanan itu dimasak oleh ibu kandungnya sendiri?

***

Cerita ini hanya fiktif belaka, kesamaan nama, tokoh dan tempat hanyalah kebetulan semata. 

Indra Rahadian

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun