Mohon tunggu...
Indra Rahadian
Indra Rahadian Mohon Tunggu... Administrasi - Pegawai Swasta

Best In Fiction Kompasiana Award 2021/Penikmat sastra dan kopi

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: Resolusi Martono

23 Desember 2021   10:41 Diperbarui: 23 Desember 2021   10:47 734
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi parodi teori evolusi (Foto jplenio Via Pixabay)

Meski pun ia bisa lepas dari tuduhan itu. Karena pemilik lele tidak dapat membuktikan, apakah benar lele yang ditampung Martono adalah lele miliknya. 

Namun ia tak dapat lepas dari tuduhan pemilik lahan. Karena Martono memang menggali parit, di area kebun orang lain. 

Dan Maimunah pun harus kembali pada pekerjaan lamanya. Berjualan gado-gado, dan menjadi buruh cuci di akhir pekan. Meski begitu, ia tak pernah menyalahkan suaminya. 

Baginya, Martono adalah suami yang langka. Tidak merokok, tidak ringan tangan, tidak pernah berkata kasar, dan meski tidak pernah mencukupi nafkah. Namun yang pasti, ia tidak pernah main perempuan. 

Dua belas tahun belakangan, Martono sudah membuktikan, ia suami terbaik dari mantan-mantan suami Maimunah terdahulu. Dan yang lebih penting, ia mau menerima anak sambungnya dengan hati dan tangan terbuka. 

Biar hidup susah, Martono tak rela bila Maimunah harus menitipkan sang anak, pada emak bapaknya di kampung. Meski pun belakangan, sang anak didorongnya mondok di pesantren. 

Di hari ke-empat, kesabaran Maimunah sudah habis. Dengan handuk yang masih melilit di tubuhnya, ia bersiap menggedor pintu dengan gayung. Namun sebelum ia mencapai kamar, tiba-tiba ada panggilan terdengar dari depan rumah.  

"Pakeeet!"

Meski awalnya Maimunah kaget, saat menerima barang-barang elektronik. Mulai dari smartphone, VR, panel surya, dan perangkat aneh-aneh. Namun mengingat riwayat pendidikan, dan pengalaman usaha suaminya, ia merasa cukup masuk akal.

Maimunah pun teringat cerita soal ijazah sarjana teknik yang dibakar suaminya. Hal itu konon dilakukan setelah ia gagal diterima bekerja, karena tak memiliki koneksi atau "orang dalam" di perusahaan idaman.

Martono pernah membuka jasa reparasi radio dan televisi, sebelum gulung tikar karena sepi pelanggan. Ia lalu membuka rental komputer, sebelum kalah bersaing dengan rental PS, dan bangkrut.

Dan terakhir, sebelum luntang-lantung. Ia pernah bekerja memperbaiki komputer, ponsel, dan laptop bekas, di toko elektronik milik saudaranya. Meski pun akhirnya di pecat, karena Martono malah keranjingan bermain game online. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun