Mohon tunggu...
Indra Rahadian
Indra Rahadian Mohon Tunggu... Administrasi - Pegawai Swasta

Best In Fiction Kompasiana Award 2021/Penikmat sastra dan kopi

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Cerpen: Celoteh Senja Kota

23 November 2021   11:04 Diperbarui: 24 November 2021   22:30 1088
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dari arah lobby hotel, kulihat seorang perempuan berjalan dikawal dua orang berbadan tegap. Ia sungguh anggun dengan dress formal biru tua. "Oh Tuhan, itu Dinar!" 

Kecantikannya tak berubah. Malah kian bertambah dengan pakaian mewah. Dan mana bisa aku lupa, hidung mancung, mata bening, dan bibir tipisnya. 

Berkali-kali kuusap mata, ia memang benar-benar Dinar. Degup jantungku tak dapat menyembunyikan kesenangan. Tubuhku gemetar, dan air mata menunggu tumpah. Namun seketika, timbul keraguan. Ia sudah jadi orang kaya sekarang. "Apa yang harus kulakukan?" 

Kubuka pintu mobilnya, kutatap Dinar dan berharap ia menyapa. Hingga semakin dekat, dan aku kecewa. Dinar benar-benar sudah lupa padaku. Kedua bola matanya, bahkan tak sempat melirik ke arahku. Pintu tertutup, dan mulutku terkunci. 

Ribuan pertanyaan menghantam kepala. Benarkah kekayaan dapat mengubah sifat seseorang? Benarkah semua kenangan masa lalu dapat terhapus semudah itu? 

Dengan perasaan kesal, aku kembali ke tempatku. Di depan lobby hotel. Menanti kedatangan tamu-tamu lain. Memasang senyum kembali, dan terpaku. "Mungkin masa lalu terlalu pahit untuk kau ingat, Dinar."


Dari meja reseptionis, kudengar seseorang memanggilku. Biasanya, hanya denting bell berbunyi. Kuberlari dan menghampiri lelaki berjas hitam. Ia manajer hotel ini. 

Dimas, ini ada titipan amplop dari tamu barusan. Dia bilang, kamu saudaranya. 

**

Cerita ini hanya fiktif belaka, kesamaan nama, tokoh dan tempat hanyalah kebetulan semata.

Indra Rahadian

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun