Degup jantung berdebar kencang, seakan mendadak demam. Chaos di dalam, tetapi berusaha tenang di permukaan.Â
"Moccacino dengan ekstra susu, dan croissant isi cokelat?" Bayu menawarkan pesanan dengan lancar, sebelum Ivana bersuara.Â
"Ya!"
Kaku. Bayu menghidangkan sendiri pesanan ke meja Ivana. Mengambil duduk di sebelah, dan menjawab pertanyaan. "Aku masih sama, sedikit terluka. Namun baik-baik saja kok, kamu?"Â
Ivana hanya tersenyum. Ia menatap ke luar jendela. Danau dan rerumputan. Tenang dan damai. Wangi kopi dan roti panggang.Â
Mereka pun mulai membuka obrolan ringan. Dimulai terbata-bata, sedikit canda. Hingga semuanya terbuka. Dan Bayu menyadari, tak ada lagi cincin emas yang melingkar di jari manis Ivana.Â
"Bayu, tulisan di dinding itu masih sama?"Â
"Yang mana?"Â
Telunjuk Ivana tertuju pada sebuah mural, dan berkata, "Itu, hari baru untuk kisah lama."Â
Bayu berkata, dan mengalihkan pandangan ke arah Ivana. "Terdengar seperti, hati Bayu untuk kisah Ivana."
"Gombal!"Â