Pintu terbuka, seorang perawat memasuki ruangan gelap. Tangan meraba ke dinding berbedu, mencari tombol saklar untuk menyalakan lampu. Pintu tertutup seketika. Hening. Jerit histeris sayup terdengar. Dan hilang, ditelan kesunyian malam.Â
Kamar nomor tiga sembilan. Bangsal perawatan medis, yang sudah tidak digunakan. Dua minggu lalu, ruangan dipugar menjadi gudang. Setelah lama diabaikan dan terbengkalai. Konon, pernah difungsikan sebagai kamar jenazah.Â
Karena letaknya yang terpisah dari bangunan utama. Pegawai rumah sakit, biasa menyebutnya paviliun tiga sembilan. Sekilas, tidak ada yang aneh dengan bangunan itu. Namun desas-desus berhembus, penampakan makhluk halus sering terlihat di tempat itu.Â
Mitos tentang hantu bernama Amelia, beredar dari mulut ke mulut. Sosok perempuan cantik, tetapi menyeramkan. Kabar burung menyebutkan, sosok itu pernah bekerja sebagai perawat di rumah sakit ini. Biasa terlihat melintas di lorong, pada dini hari menjelang pagi.Â
"Burhan, coba kamu chek ke paviliun tiga sembilan!" seru Kepala Satpam.Â
"Siap, Ndan!" jawabnya.Â
Burhan baru satu bulan bekerja di rumah sakit. Malam itu, adalah tugas jaga malam pertamanya. Dua tahun berprofesi sebagai tenaga keamanan, ia belum pernah sekalipun menyaksikan hal-hal mistis atau kejadian aneh di tempat kerja sebelumnya.Â
Pandangan Burhan menatap paviliun tiga sembilan. Menyorot dengan senter dan berjalan ke sekeliling. Memastikan tak ada situasi berbahaya di sekitar.Â
Ia berpikir, kenapa ruangan sebagus ini hanya dijadikan gudang. Bukankah lebih bermanfaat, jika dibuat sebagai kamar perawatan. Pasien yang datang sering mengeluh soal ketersediaan kamar.Â
Tiba-tiba, Burhan dikejutkan oleh isak tangis gadis kecil. Iapun mencari arah suara. Dan menemukan seorang gadis berumur sekitar enam tahunan, tengah menangis tersedu-sedu di depan pintu. Gadis dengan gaun putih itu terlihat pucat.Â