Belum habis makanan, telepon genggam di sampingnya tiba-tiba berbunyi. Lelaki itu bergegas mengeluarkan dompet dan membayar. Uang kembalian tak ada, karena Mpok Minah baru saja buka.Â
Lelaki itu melirik ke arah Mang Ojak. Dan ia berkata, "ambil saja kembaliannya, buat bayar makan bapak di samping saya."Â
Mpok Minah belum sempat berkata-kata, dan Mang Ojak belum sempat berterima kasih. Lelaki itu sudah tak ada. Tancap gas dan berlalu pergi.Â
"Siapa ya bapak tua itu?"Â
Malam itu, Herman masih bertanya-tanya. Ia sama sekali tidak mengingat petugas kebersihan yang telah membayar tiket parkirnya. Dan haruskah, ia menempatkan kebaikan bapak itu pada kolom piutang.Â
Tak perlu repot-repot menghitung kebaikan. Konon catatan amal baik, tertulis kekal di langit ke-tujuh.
**
Cerita ini hanya fiktif belaka, kesamaan nama, tokoh dan tempat hanyalah kebetulan semata.
Indra Rahadian