Mohon tunggu...
Indra Rahadian
Indra Rahadian Mohon Tunggu... Administrasi - Pegawai Swasta

Best In Fiction Kompasiana Award 2021/Penikmat sastra dan kopi

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Kisah Rarami dan Rembulan

10 April 2021   12:19 Diperbarui: 10 April 2021   12:19 621
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Kisah Rarami dan Rembulan (Dokpri diolah via Splendid)

Menteri dan Jenderal kelelawar tertawa mendengar jawaban Rarami. Mereka tertawa terbahak-bahak, dan membuat Rarami naik pitam karena merasa diremehkan. 

"Apa yang lucu! aku dapat menebar biji-biji lebih banyak dari Raja Kelelawar!" seru Rarami. 

"Bila melakukan hal yang sama, tentu tak ada bedanya," ucap Menteri kelelawar. 

"Ya, lihatlah buah besar di atas sana. Tentu, biji-biji dari buah itu akan tumbuh menjadi pohon yang sangat besar," terang Jenderal kelelawar, seraya menatap ke arah rembulan. 

Nafsu makan Rarami makin berlipat. Ia melihat rembulan sungguh menggiurkan. Laksana apel yang berkilau, menanti untuk dilahap olehnya. 

"Ah, aku pasti kenyang memakan buah besar itu," pikirnya. 

Tanpa banyak bicara, Rarami terbang untuk menjelang rembulan. Ia mengepak sayapnya kuat-kuat. Berharap mencapai buah besar yang menggantung di langit malam, sebelum pagi tiba. 

Rarami terbang tinggi dan semakin jauh dari lembah. Mengikuti pergerakan rembulan yang kian dekat dengan puncak gunung. Hingga, pagi menjelang dan rembulan hilang jatuh ke lautan. "Oh tidak, aku terlambat!" keluh Rarami. 

Rarami memutuskan beristirahat di tebing karang, tempat ribuan burung walet bersarang. Ia menanti malam, untuk kembali terbang menuju rembulan. 

Begitulah seterusnya, Rarami setiap malam berusaha mencapai rembulan. Jauh dan semakin jauh dari lembah. Hingga iapun tak pernah kembali lagi. 

Sementara di lembah nan asri. Kelelawar lain hidup dengan damai tanpa gangguan Rarami. Tanpa rasa khawatir akan kehilangan sumber makanan mereka. Semua berkat siasat Raja, Menteri dan Jenderal kelelawar. 

**

  • Hidup bermasyarakat haruslah saling berbagi. 
  • Kepentingan orang banyak, lebih berarti dari kepentingan individu. 
  • Nafsu dan kesombongan, hanya akan membuat dangkal pikiran. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun