Mohon tunggu...
indra putra
indra putra Mohon Tunggu... Guru - Guru dan Edupreneur

Seorang hamba yang suka nulis kalo lagi pengen

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

PR Sekolah, Pedang Bermata Dua

12 Agustus 2019   09:41 Diperbarui: 12 Agustus 2019   09:43 191
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dinas pendidikan terkait mengharapkan dengan berkurangnya PR dapat meningkatkan para peserta didik untuk dapat belajar tentang cara bermasyarakat atau bersosial atau mengenal lingkungan mereka lebih dekat dan tidak hanya mengejar prestasi akademik.

Saya sebagai pengajar atau guru termasuk yang jarang memberikan PR, kenapa? karena sekolah tempat saya mengajar sudah menerapkan full day school dimana peserta didik harus bersekolah sampai jam 14.30. 

Menurut saya dengan memberikan banyak PR waktu bermain anak-anak menjadi berkurang, apalagi saya mengajar di SD, dimana usia anak-anak yang saya ajarkan masih butuh banyak bermain daripada belajar. 

Jika saya menghitung waktu anak-anak yang saya miliki ketima mereka pulang jam 14.30, maka mereka akan sampai ke rumah perkiraan jam 15.30 setelah itu mereka beberes mengganti pakaian dan mandi, saya perkirakan itu akan selesai sampai jam 17.30.

Setelah jam 17.30 mereka mungkin beristirahat selama 30 menit sebelum menjelang magrib atau malam. Bagi yang beragama islam mungkin mereka harus beribadah terlebih dahulu  solat magrib dan mengaji hingga jam 19.00. 

Bagi yang bukan islam mungkin mereka makan malam terlebih dahulu setelah itu baru ada waktu luang. 

Sebenarnya waktu luang ini bisa dimanfaatkan oleh orang tua untuk kegiatan selain belajar akademik, seperti quality time bersama keluarga setelah seharian tidak bertemu atau mengerjakan hobi kreatif anak-anak yang lain. 

Jika waktu luang ini masih diisi kegiatan belajar formal seperti mengerjakan PR maka secara tidak langsung kita telah merampas hak anak-anak untuk bahagia. Ingat bermain juga merupakan hak anak yang harus kita laksanakan.

DOk: World Economic Forum
DOk: World Economic Forum
saya sebagai guru sebisa mungkin untuk tidak meberikan PR kepada anak-anak agar anak-anak bisa datang keesokan harinya ke sekolah dengan perasaan yang senang dan gembira bukan dengan perasaan yang was-was karena belum mengerjakan PR atau mengkhawatirkan nilai PR. 

Sebagai guru saya juga punya tanggung jawab untuk dapat mengembangkan kemampuan anak-anak dibidang lain bukan hanya akademik atau pelajaran formal, dengan menyediakan waktu yang cukup dirumah kita sebagai guru sudah memberikan fasilitas bagi mereka untuk dapat mengembangkan kemampuan lainnya yang mungkin dapat mereka gunakan kelak di masa depan nanti.

Sekali lagi PR mungkin dapat membantu anak dalam mengingat kembali pelajaran disekolah tetapi dengan kadar yang secukupnya dan tidak terlalu sering. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun