MENGUAK JEJAK PERJUANGAN KYAI NGABEI SINGADIPA: SINGA PERLAWANAN DARI BANYUMAS RAYA MENUJU PAHLAWAN NASIONAL
Oleh :
Aditya Hera NurmokoÂ
MENGAPA KISAH KYAI NGABEI SINGADIPA PENTING BAGI KITA?
Perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-80 Republik Indonesia menjadi momentum yang tepat untuk mengenang dan mengangkat para pahlawan lokal yang gigih berjuang merebut kemerdekaan, salah satunya Kyai Ngabei Singadipa. Nama beliau sangat dihormati di wilayah Banyumas Raya, namun belum dikenal luas di tingkat nasional. Mengangkat kisahnya ke permukaan tidak hanya memberikan penghormatan yang layak, tapi juga melengkapi mozaik sejarah bangsa, menunjukkan bahwa perjuangan kemerdekaan adalah upaya kolektif dari seluruh penjuru negeri
Kisah perjuangan bangsa Indonesia dalam merebut kemerdekaan tidak hanya diwarnai oleh tokoh-tokoh besar yang namanya terukir dalam sejarah nasional, tetapi juga oleh pahlawan-pahlawan lokal yang gigih berjuang di daerahnya masing-masing. Salah satu sosok yang patut mendapat perhatian lebih adalah Kyai Ngabei Singadipa, seorang tokoh sentral dalam perlawanan terhadap penjajahan Belanda, khususnya di wilayah Banyumas Raya. Meskipun namanya mungkin belum sepopuler pahlawan nasional lainnya di tingkat nasional, Kyai Ngabei Singadipa sangat dikenal dan dihormati di Purwokerto dan Banyumas, serta wilayah sekitarnya.
Perjuangan kemerdekaan Indonesia merupakan hasil kolektif dari berbagai elemen masyarakat dan tokoh di berbagai daerah. Pengakuan terhadap pahlawan lokal seperti Kyai Ngabei Singadipa sangat penting untuk memperkaya narasi sejarah nasional. Hal ini memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang keberagaman bentuk perlawanan dan inspirasi bagi generasi muda di daerah asalnya. Wilayah Banyumas Raya, yang mencakup Kabupaten Banyumas, Cilacap, Banjarnegara, dan Purbalingga, memiliki ikatan sejarah yang kuat dengan perjuangan Kyai Ngabei Singadipa. Mengangkat kisah beliau ke permukaan bukan hanya tentang memberikan penghormatan yang layak, tetapi juga tentang melengkapi mozaik sejarah bangsa, menunjukkan bahwa perjuangan kemerdekaan adalah upaya kolektif dari seluruh penjuru negeri.
JEJAK AWAL SANG PEJUANG: DARI TUMENGGUNG JAYASINGA HINGGA KYAI NGABEI SINGADIPA
LATAR BELAKANG DAN IDENTITAS ASLI
Kyai Ngabei Singadipa memiliki identitas asli sebagai Raden Nurkaton, yang juga dikenal dengan gelar Tumenggung Jayasinga atau Adipati Jayasinga. Beliau merupakan keturunan dari Keraton Solo, yang kemudian diangkat menjadi Lurah Prajurit kepercayaan Pangeran Diponegoro di wilayah Banyumas. Gelar "Kyai" yang disematkan kepadanya menunjukkan keahliannya yang mumpuni di bidang agama Islam, sementara "Ngabehi" merupakan gelar kehormatan yang diberikan oleh Susuhunan Pakubuwono dari Keraton Surakarta Hadiningrat. Kepindahan beliau ke Ajibarang, sebuah wilayah penting di Banyumas, terjadi karena istrinya, Roro Parwati, adalah putri Wedana Adimenggala Ajibarang.