Mohon tunggu...
Indira Isvandiary
Indira Isvandiary Mohon Tunggu... Freelancer

Instagram: @indiraisva

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Rumah Onte

30 September 2025   18:51 Diperbarui: 30 September 2025   22:13 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Onte bilang itu kosong, karena mereka bertujuh menempati rumah yang berada di sisi kiri rumah utama. Di halaman belakang ada rumah lagi, kosong juga.

"Ya ... pokoknya, kamu sama Rin beberes kamar, deh. Gimana caranya supaya kamar kalian yang kayak kapal pecah itu, layak ditempatin Eyang Putri," kata Ibu lagi lalu berdiri. "Ibu mau bersih-bersih terus tidur. Ngantuk. Titip cuciin gelas, ya."

"Hmm." Aku berdeham, malas karena harus rapi-rapi meja, ganti seprai, dan menurunkan beberapa bingkai foto yang tertempel di dinding kamar---Eyang paranoid sama gambar dan patung.

Bukannya tak suka Eyang menginap, tetapi rumah kami ini pas-pasan. Kamarnya hanya ada tiga. Pertama, ditempati orang tuaku. Kedua, punyaku dan Rin, adik perempuanku. Terakhir milik Fandy, adik laki-lakiku yang teritorinya sudah tak bisa diganggu.

Aku melamun sebentar, memikirkan keanehan ini. 

"Biasanya jangka waktu Eyang nginep tuh lama, lho. Di Pakde aja kemarin sampe 6 bulanan. Lah, kenapa di Onte cuman 2 minggu?"

Tak ada omongan Onte sekeluarga mau pergi atau apa pun yang menjadi alasan Eyang menginap di rumah mereka menjadi terlalu singkat.

***

Eyang Putri tiba tepat di akhir pekan. Tangannya selalu membawa payung tongkat, tak peduli sedang musim hujan atau kemarau, sekalian untuk menopangnya berjalan. Usia Eyang hampir kepala 8, tetapi masih segar bugar.

"Gimana kabarnya, cucu-cucu Eyang?" tanyanya tersenyum. Aku, Rin, dan Fandy menjawab seraya menyalami secara bergantian. Kami melepas rindu.

Malamnya, aku dan Rin mempersilakan Eyang masuk ke kamar kami yang jika kasur bawah sudah digelar nanti, maka tak bisa berjalan karena ada meja dan lemari pakaian menuju pintu, saking sempitnya. Tempat tidur ini single bertingkat. Aku bergabung dengan Rin di atas, sementara Eyang di bawah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun