Mohon tunggu...
Indira Napitupulu
Indira Napitupulu Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

BE GOLD!

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Metode Bimbingan Konseling bagi ABK

10 April 2021   08:39 Diperbarui: 10 April 2021   08:44 1152
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Anak Berkebutuhan khusus adalah

anak dengan karakteristik khusus yang

berbeda dengan anak pada umumnya.

Anak berkebutuhan khusus dapat diartikan

sebagai seorang anak yang memerlukan

pendidikan yang disesuaikan dengan

hambatan belajar dan kebutuhan masing-

masing anak secara individual.

Dalam era global dan pembangunan, maka

konseling, lebih menekankan pada

pengembangan potensi individu yang

terkandung di dalam dirinya, termasuk

dalam potensi itu adalah aspek intelektual,

afektif, sosial, emosional dan religious,

sehingga individu akan berkembang dengan

nuansa yang lebih bermakna, harmonis,

sosial, dan bermanfaat.

Metode Bimbingan dan Konseling bagi

Anak Berkebutuhan Khusus Pelaksanaan

proses bimbingan dan konseling diperlukan

beberapa metode yang mendukung

terselenggaranya kegiatan bimbingan dan

konseling secara optimal, metode bimbingan

konseling yang ada adalah sebagai berikut:

a. Metode wawancara (interview)

Interview (wawancara) informasi merupakan

suatu alat untuk memperoleh

fakta/data/informasi dari murid secara lisan,

jadi terjadi pertemuan empat mata dengan

tujuan mendpatkan data yang diperlukan

untuk bimbingan. Metode wawancara

sebagai salah satu cara untuk memperoleh

fakta, metode wawancara masih tetap

banyak dimanfaatkan karena wawancara

bergantung pada tujuan fakta apa yang akan

dikehendaki serta untuk siapa fakta tersebut

akan dipergunakan. Fakta-fakta psikologis

yang menyangkut pribadi konseli sangat

diperlukan untuk pemberian pelayanan

bimbingan. Dalam pelaksanaan interview ini

diperlukan adanya saling mempercayai

antara konselor dan konseli. Wawancara informatif dapat dibedakan atas wawancara

yang terencana (structured interview) dan

wawancara tidak terencana (nonstructured

interview).

Dalam wawancara yang terencana, isi dan

bentuk-bentuk pertanyaan sudah dipikirkan

sebelumnya, demikian pula urutan dari hal-

hal yang akan ditanyakan. Untuk

menghemat waktu, interviewer dapat

mendasarkan pertanyaannya atas kuesioner

yang telah diisi beberapa waktu sebelumnya,

dengan demikian wawancara berfungsi

sebagai pelengkap pada kuesioner. Apabila

konseli belum mampu untuk mengisi suatu

kuesioner, informasi harus diperoleh hanya

melalui wawancara. Metode wawancara jika

diterapkan untuk anak berkebutuhan khusus

harus mengetahui terlebih dahulu jenis

kebutuhan anak tersebut, ketika anak dengan

keterbatasan dalam hal pendengaran dan

bicara (tunarunguwicara) konselor harus

menyesuaikan kebutuhan anak tersebut,

wawancara bisa dilakukan dengan bahasa

isyarat atau cara lain sehingga anak

berkebutuhan khusus tadi menjadi paham

tentang pertanyaan dari konselor, sehingga

mampu membantu menyelesaikan masalah

yang dihadapinya.

b. Directive Method (Metode

Direktif)

Directive Method, metode ini dirasa metode

yang paling sederhana, karena konselor

secara langsung memberikan jawaban-

jawaban terhadap problem yang oleh konseli

disadari menjadi sumber kecemasannya.

Dengan mengetahui keadaan masing-masing

konseli tersebut, konselor dapat memberikan

bantuan terhadap problem

yang dihadapi.Dalam praktiknya konselor

berusaha mengarahkan konseli sesuai

dengan masalahnya. Selain itu, konselor

juga memberikan saran, anjuran, dan nasihat

kepada klien. Metode ini tidak hanya

dipergunakan oleh para konselor, melainkan

juga digunakan oleh para guru, dokter, ahli

hukum, dan sebagainya, dalam rangka usaha

mencari tahu tentang keadaan diri konseli.

Dengan mengetahui keadaan masing-masing

konseli tersebut, konselor dapat memberikan

bantuan pemecahan masalah yang

dihadapi.Metode ini diterapkan bagi anak

berkebutuhan khusus karena metode ini

dipandang mampu membantu memberikan

solusi terhadap masalah yang dihadapi

konseli karena koselor dapat secara langsung

memberikan jawaban terhadap masalah yang

dialami peserta didik yang memiliki

kebutuhan khusus, karena tidak semua

peserta didik berkebutuhan khusus mampu

menemukan dan merenungkan masalahnya

sendiri, melainkan butuh bantuan orang lain salah satunya adalah guru pembimbing

konselor.

c. Nondirective Method (Tidak

Mengarahkan)

Penggunaan metode non direktif ini terdapat

dasar pandangan bahwa konseli sebagai

makhluk yang bulat yang memiliki

kemampuan berkembang sendiri dan sebagai

pencari kemantapan diri sendiri (self

consistency). Konseli diberi kesempatan

mencurahkan segala tekanan batin sehingga

akhirnya mampu menyadari tentang

kesulitan-kesulitan yang diderita. Dengan

demikian, peranan konselor adalah

mereflesikan kembali segala tekanan batin

atau perasaan yang diderita konseli. Jadi,

konselor hanya bersikap menerima dan

menaruh perhatian terhadap penderitaan

klien serta mendorongnya untuk

mengembangkan kemampuannya sendiri

mengatasi problem tanpa adanya paksaan

mengikuti nasihat konselor.

Pada metode ini Konselor juga tidak mengisi

pikiran konseli dengan pertimbangan-

pertimbangan baru, akan tetapi hanya

mempermudah refleksi diri dalam suasana

komunikasi yang penuh saling pengertian

dan kehangatan. Penggunaan Nondirective

Method menuntut diri konselor suatu

kemampuan tinggi untuk menangkap

penghayatan perasaan dalam pernyataan-

pernyataan konseli dan memantulkan

kembali kepada konseli dalam bahasa dan

tindakan yang sesuai. Beberapa metode

bimbingan dan konseling diatas dapat

diterapkan kepada konseli sesuai dengan

kebutuhan dan tujuan yang hendak dicapai,

khususnya untuk anak yang berkebutuhan

khusus yang dianggap lebih membutuhkan

bimbingan dan konseling dalam

menjalankan kehidupannya dimasa yang

akan datang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun