Mohon tunggu...
Indar Cahyanto
Indar Cahyanto Mohon Tunggu... Guru - Belajar

Belajarlah untuk bergerak dan berkemajuan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kunci Empat-I Sederhana dalam Meraih Sukses

2 Februari 2024   15:03 Diperbarui: 2 Februari 2024   15:09 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Banyak para tokoh Agama serta para tokoh bangsa pada masanya hidup dalam kesederhanaan. Tak banyak menampilkan suatu kemewahan berupa harta dan kekayaan yang berlimpah. Mereka hidup sederhana tampil apa adanya sesuai dengan prinsip-prinsip kehidupan yang mereka miliki. Harta yang mereka punya dianggap sebagai barang titipan yang sifatnya sementara karena suatu saat harta itu akan kembali kepada pemilikNya yakni Tuhan Yang Maha Esa.

Dalam memahami hakikat kehidupan sejatinya adalah merupakan suatu rangkaian dan panduan mimpi perjalanan suatu nasib yang dimiliki oleh seorang anak manusia yang hidup di dunia. Maka perjalanan dalam meraih suatu mimpi haruslah diperjuangan dan ikhtiarkan dalam menggapai sukses. Dia tak bisa diam dalam mengajar suatu mimpi dan dia tak boleh berpangku tangan kepada siapapun dalam menggantungkan suatu mimpi.

Dalam surat Ar-Rad ayat 11 Allah menjelaskan "Baginya (manusia) ada (malaikat-malaikat) yang menyertainya secara bergiliran dari depan dan belakangnya yang menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan suatu kaum hingga mereka mengubah apa yang ada pada diri mereka. Apabila Allah menghendaki keburukan terhadap suatu kaum, tidak ada yang dapat menolaknya, dan sekali-kali tidak ada pelindung bagi mereka selain Dia".

Hadist Nabi Muhammad SAW menjelaskan Ada beberapa malaikat yang menjaga kamu secara bergiliran di malam hari dan di siang hari. Mereka bertemu (untuk mengadakan serah terima) pada waktu salat Subuh dan salat Aar, lalu naiklah malaikat-malaikat yang menjaga di malam hari kepada Allah Ta'ala. Dia bertanya, sedangkan Ia sudah mengetahui apa yang akan ditanyakannya itu, "Bagaimana keadaan hamba-hamba-Ku ketika kamu meninggalkan mereka (di dunia)?" Malaikat menjawab, "Kami datang kepada mereka ketika salat dan kami meninggalkan mereka, dan mereka pun sedang salat." (Riwayat al-Bukhr dari Abu Hurairah)

Proses memahami kehidupan merupakan serangkaian pengabdian dan ibadah kepada Allah SWT. Proses suatu tahapan yang harus diperoleh oleh manusia dalam membangun kesuksesan dunia dan akhirat merupakan perjalanan mengembangkan diri ke arah yang lebih baik. Tak ada manusia yang ujuk-ujuk sukses dalam sekejab, tak ada manusia yang hidup tanpa proses, tak ada manusia yang hiudp tampil sempurna tanpa perjuangan.

Ketika Ayat-ayat Allah ta'ala kita pahami sebagai bagian pegangan dan tuntunan untuk berproses menjadi sukses dan berhasil dengan memberikan pijakan kebaikan dalam hidup. Karena pada dasarnya para malaikat mengawasi seluruh gerak-gerik manusia yang hidup di muka bumi menjaga alam semesta  dengan penuh keseimbangan dalam hidup. Keselerasan dalam menjaga alam semesta dari gerak yang yang berlebihan dan cenderung ke dalam mudharat. Alam semesta dijaga untuk kebaikan bersama bukan untuk membuat kerusakan dan kezaliman. 

Ali bin Abi Talib mengatakan bahwa tidak ada seorang hamba pun melainkan ada malaikat yang menjaganya dari kejatuhan tembok, jatuh ke dalam sumur, dimakan binatang buas, tenggelam, atau terbakar. Akan tetapi, bilamana datang kepastian dari Allah atau saat datangnya ajal, mereka membiarkan manusia ditimpa oleh bencana dan sebagainya. Allah tidak akan mengubah keadaan suatu bangsa dari kenikmatan dan kesejahteraan yang dinikmatinya menjadi binasa dan sengsara, melainkan mereka sendiri yang mengubahnya. Hal tersebut diakibatkan oleh perbuatan aniaya dan saling bermusuhan, serta berbuat kerusakan dan dosa di muka bumi.  Serta Ibnu Khaldun dalam Muqaddimah-nya telah mencantumkan sebuah bab dengan judul: Kezaliman dapat Menghancurkan Kemakmuran. Beliau mengemukakan beberapa contoh dalam sejarah sebelum dan sesudah Islam, bahwa kezaliman itu menghancurkan kekuasaan umat Islam dan merendahkan derajatnya, sehingga menjadi rongrongan dari semua bangsa. Umat Islam yang pernah jaya terpuruk beberapa abad lamanya di bawah kekuasaan dan penjajahan orang Barat.

Kesederhanaan dalam menggapai sukses butuh suatu pegangan dalam perjalanan yang jauh tapi terasa singkat. Ada beberapa hal yang perlu berproses dalam menggapai sukses yakni dengan empat-i. Pertama, Ingin manusia harus punya keinginan yang kuat untuk mimpi menjadi sukses dan didasari oleh adanya niat yang suci dilandasi rasa ketulusan keikhlasan dalam membangun pondasi hidup. Manusia harus memiliki rasa keinginan dibangun dengan rasa ikhlas sehingga akan memudahkan giat kehidupan. Kedua Ilmu Setelah ingin harus memiliki ilmu. Manusia dalam memiliki rasa keinginan itu harus ada ilmu dalam memperolehnya. Seperti contoh ingin sholat akan tetapi ketika kita tak memiliki ilmu maka sholat kita itu hambar. Rasa ingin dengan didasari ilmu merupakan bekal dari membuka kunci sukse karena di situlah manusia itu dapat belajar. 

Ketiga Ikhtiar sebaik-baiknya dengan bersungguh-sungguh menggapai apa yang kita inginkan. Sebagai contoh ketika kita bekerja sebagai ojek online ketika ingin mendapatkan penumpang banyak maka ikhtiar dari pagi setelah sholat shubuh dia sudah berusaha menyalakan aplikasinya. Ataupun pekerjaan yang lain shubuh menjadi kunci membangun keberkahan dan kemulian. Keempat Ikhlaskan  dengan apa yang sudah diberikan dari yang Maha PemberI Rizki Allah SWT. Dengan ikhlas merupakan suatu ungkapan rasa syukur terhadap apa yang sudah diberikanNya.

Sukses setiap orang selalu berbeda-beda tak selalu sama, butuh proses yang harus dihadapi dan dilakukan dalam mengejar sukses dan mimpi. Kita punya keinginan tapi tak ada ilmu tanpa ada ikhtiar pasti hasilnya akan hambar. Rasa keikhlasan tak ada yang ada rasa ngedumel dalam mematakan persolan hidup. Hidup sederhana terencana dibutuhkan kunci  yakni berupa inginan, ilmu, ikhitiar dan ikhlas. Semuanya harus terpatri dalam jiwa manusia yang memiliki proses perencanaan. Kesederhaan dalam memproses kehidupan yang kita perlukan dengan banyak belajar sepanjang hayat

 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun