Mohon tunggu...
Indana Maulida
Indana Maulida Mohon Tunggu... Mahasiswa

Selalu melakukan yang terbaik dalam segala hal.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Zat Pengembang: Rahasia Tersembunyi di Balik Adonan

18 Juni 2025   20:31 Diperbarui: 18 Juni 2025   20:47 82
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(Sumber: Nourish Indonesia.com)
(Sumber: Nourish Indonesia.com)

Baking powder merupakan bahan pengembang dalam adonan roti yang berasal dari percampuran antara zat basa, seperti sodium bikarbonat atau soda kue, zat asam seperti monokalsium fosfat atau krim tartar, dan bahan penstabil seperti tepung. Baking powder memiliki rasa yang lebih netral jika dibandingkan dengan baking soda yang memiliki rasa pahit. Bahan pengembang ini bekerja dengan mengeluarkan gas CO2 (karbon dioksida) ke dalam adonan roti melalui reaksi asam-basa yang bercampur dengan adonan yang masih basah. Gas CO2 akan membentuk gelembung-gelembung kecil dan saat dipanaskan adonan akan mengembang. Setelah matang, gelembung-gelembung tersebut tetap terperangkap dalam roti, sehingga menjadikan roti bertekstur ringan dan mengembang. Terdapat 2 jenis baking powder, yaitu single-acting dan double-acting. Baking powder single-acting mulai bereaksi dan menghasilkan gas segera setelah dicampur dengan bahan cair, sedangkan baking powder jenis double-acting bekerja dalam dua tahap pelepasan gas, yaitu saat bercampur dengan cairan, dan ketika dipanaskan dalam proses pemanggangan. Jenis ini memiliki waktu pengembangan yang lebih panjang dan konsisten.

Namun, dibalik zat pengembang yang mengandung banyak manfaat, juga tersimpan potensi bahaya bagi kesehatan tubuh apabila digunakan secara sembarangan dan dalam jangka panjang, mulai dari gangguan pencernaan hingga masalah serius seperti kerusakan organ. Misalnya, penggunaan baking soda dan baking powder yang berlebihan dapat mnyebabkan sakit perut, diare, mual, dan muntah, hal ini terjadi karena baking soda maupun baking powder mengubah keseimbangan pH di saluran pencernaan. Selain itu, dapat beresiko terjadinya ketidakseimbangan elektrolit dalam tubuh hingga menyebabkan dehidrasi parah, hipernatremia (kadar natrium tinggi), hipokalemia (kadar kalium rendah), dan hipokloremia (kadar klorin rendah), hal ini terjadi karena baking soda dan baking powder memiliki kandungan natrium yang cukup tinggi.

Di samping itu, bagi individu yang memiliki sensivitas terhadap bahan-bahan tertentu, apabila mengonsumsi ragi secara berlebihan dapat menimbulkan alergi, ruam di kulit, gangguan pernapasan, serta gangguan pencernaan seperti kembung dan sakit perut. Lebih parahnya lagi, terdapat produsen yang tidak bertanggung jawab masih tetap menggunakan zat pengembang ilegal seperti formalin dan boraks demi mendapatkan keuntungan yang maksimal. Padahal keduanya sangat berbahaya dan telah dilarang penggunaannya dalam makanan terutama roti karena dapat mengakibatkan kerusakan pada organ tubuh seperti ginjal dan hati, bahkan bersifat karsinogenik apabila dikonsumsi dalam jangka panjang.

Oleh karena itu, penting untuk lebih teliti dalam membaca label produk serta menghindari produk yang tidak mencantumkan daftar komposisi bahan secara jelas, hal ini merupakan contoh sikap cermat dan selektif yang harus dimiliki oleh konsumen ketika memilih produk roti. Di sisi lain, lembaga pengawas seperti BPOM memegang peranan penting untuk memastikan keamanan setiap bahan pengembang yang digunakan di industri makanan dan kesesuaiannya dengan standar pangan yang telah ditetapkan. Pada akhirnya, zat pengembang memang menjadi unsur penting di balik kelezatan adonan yang menjadikan roti dapat mengembang secara sempurna, bertekstur lembut, dan membuat tampilan roti menjadi lebih menarik. Namun, seperti bahan tambahan pangan lainnya, zat pengembang ini harus tetap digunakan secara bijak dan penuh tanggung jawab. Yang mana produsen harus menempatkan keamanan dan kejelasan informasi bahan sebagai hal utama, sedangkan konsumen perlu terus meningkatkan pengetahuan dan kesadaran untuk perlindungan diri. Karena kenikmatan makanan bukan hanya soal rasa, tetapi juga jaminan bahwa makanan tersebut aman untuk dikonsumsi.

DAFTAR PUSTAKA

Andrian, K. (2025). Waspadai Bahaya Soda Kue bagi Kesehatan Tubuh. Alodokter. Retrieved from https://www.alodokter.com/jangan-asal-pakai-perhatikan-bahaya-soda-kue-di-sini#:~:text

Arwini, N. P. D. (2021). Roti, Pemilihan Bahan Dan Proses Pembuatan. Vastuwidya, 4(1), 33--40. https://doi.org/10.47532/jiv.v4i1.249

Gunardi, A. J. (2019). Kenali Efek Beragam Bahan Pembuat Kue bagi Kesehatan. Klikdokter. Retrieved from https://www.klikdokter.com/gaya-hidup/diet-nutrisi/kenali-efek-beragam-bahan-pembuat-kue-bagi-kesehatan?srsltid=AfmBOorWBJu01NWNXqPtCQt3IlQwVoVMMDTt3x-Q4LL74zi-VLslIeNd

Raja, A. A. N. P. A., & Dewi, I. G. A. M. (2024). Pembuatan Roti Focaccia Berbahan Dasar Pengembang Ragi Alami ( Sourdough ) Production of Focaccia Bread with Natural Yeast ( Sourdough ). PARIS (Jurnal Pariwisata Dan Bisnis), 03(2), 348--357.

Sitepu, K. M. (2019). Penentuan Konsentrasi Ragi Pada Pembuatan Roti (Determining of Yeast Concentration on Bread Making). 71--77.

Wandhasari, N. A., Harisudin, M., & Setyowati. (2022). Pengaruh Kualitas Produk, Harga, Dan Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Konsumen Latansa Bakery Surakarta. Agrista, 10(2), 1--12.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun