Mohon tunggu...
indah parmalia
indah parmalia Mohon Tunggu... -

mahasiswa semester 5 Fakultas Ekonomi Universitas Sriwijaya mahasiswa semester 3 Fakultas Hukum Universitas Palembang

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Filosofi Rubik

30 Januari 2010   18:21 Diperbarui: 26 Juni 2015   18:10 2584
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Mungkin untuk dapat mendalami filosofi ini agar mengena, saya kasih link untuk bisa menyelesaikan step demi step rubik’s cube.

Bagaimana kita menghabiskan berhari berminggu bahkan berbulan kesana kemari hanya untuk menyelesaikan hal yang bahkan dapat diselesaikan dalam waktu 10 detik?

Dalam hidup sering sekali kita butuh waktu yang tidak sebentar untuk menyelesaikan masalah bahkan terjebak dan mengulangi kesalahan pada masalah yang sama, sependapat?

Menyelesaikan rubik secara otodidak membuat saya melihat suatu permasalahan dari segi yang sangat menarik, KOMPLEKS, dan sangat esensial bagi setiap kerikil yang saya temui. Mengapa menarik?

  • Rubik memiliki 6 sisi dengan 6 warna dimana kita harus menyatukan tiap sisi nya dengan warna yang sama. Itu tujuan dari permainan rubik. Harmonisasi dan kesempurnaan. Kesempurnaan warna tidak harus selalu sama di 6 sisi. Dan harmonisasiantara satu sisi dengan sisi lainnya membuatnya sangat sempurna.

Kita memiliki banyak bagian dalam hidup, keluarga, teman, karir, percintaan bagaikan sisi-sisi dalam rubik. Bagai mozaik, satu bagian dalam hidup sebetulnya memiliki korelasi dengan bagian yang lain. Kita memiliki teman yang hangat, menarik, dan baik tetapi merasa kurang puas dengan kehangatan dalam keluarga membuat semuanya terasa tidak utuh. Jadilah seperti rubik, ketika kita merasa lengkap dengan satu bagian, sesungguhnya bagian lainpun dilengkapi karenanya.

  • Untuk menyelesaikan rubik, bukanlah hanya dengan sengaja mengacak-acak dan kebetulan dapat menyusunnya dengan sempurna. Sekalipun bisa, kemungkinan besar selanjutnya sulit untuk mengulang hal yang sama. Ada beberapa rumus/cara yangmemiliki langkah-langkah yang berbeda. Inilah yang membuat rekor rubik terus menerus terpecahkan.

Kita kadang mengandalkan keberuntungan dalam pencapaian apapun dalam hidup. Kita bisa beruntung tetapi tidak selalu keberuntungan itu berpihak pada kita. Keberuntungan yang berulang itu bukan lagi disebut beruntung tapi karena sebenarnya kita telah berhasil menguasai medan di setiap peperangan. Sehingga peperangan model apapun apabila kita benar-benar menguasai, maka kita akan menang dan terus memenangkannya.

  • Dalam langkah-langkah yang akan diambil untuk menyusun sisi demi sisi atau baris demi baris rubik bukanlah suatu hal yang mutlak. Banyak kondisi yang dapat kita temui. Kondisi yang berbeda meskipun diselesaikan dengan rumus yang berbeda tapi tujuannya tetap sama.

Dalam percintaan, mungkin patah hati sudah sangat sering kita temui tapi dengan kondisi yang berbeda. Entah diselingkuhi, parahnya ditinggal mati. Tetap bagaimana kita survive di situasi se-kritis apapun. Atau disaat seseorang merasa tidak puas bahkan stress dengan pekerjaannya, justru di sisi lain ada orang yang rela melakukan apa saja demi memperoleh pekerjaan. Kita memiliki pilihan untuk merasa bahagia apapun kondisinya.

Semakin kita sering berada pada kesalahan, maka semakin cepat kita menyelesaikan kesalahan. Semakin besar masalah, maka semakin kecil kita memandang sesuatu itu adalah masalah.

Mempelajari rumus-rumus untuk menyusun rubik dengan benar yang waktunya sangat berbanding terbalik dengan menyusun rubik setelah kita menguasai rumus. Yang membuat kita berdecak WOW untuk penyelesaian yang pertama.

Karena sesungguhnya rubik tercipta bukanlah semata-mata untuk diselesaikan. Tetapi untuk dipelajari. Proses pembelajaran yang tidak sebentarlah yang membuat penyelesaian pertama begitu tidak terlupakan ketimbang penyelesaian ketika kita sudah mahir memainkannya.

Hidup bukanlah untuk selalu kita dapatkan apa yang kita mau. Bukan tentang apa yang kita miliki. Bukan untuk selalu merasa bahagia. Bukan pula selalu berada dijalan yang lurus.

Tetapi hidup adalah bagaimana kita berusaha meraih harapan. Bersyukur atas setiap hal yang kita miliki. Mengemas rasa sedih agar lebih merasakan kebahagiaan. Dan meskipun berkelok-kelok tetapi tetap sadar untuk berada di garis lurus.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun