Mohon tunggu...
Indah Novita Dewi
Indah Novita Dewi Mohon Tunggu... Hobi menulis dan membaca.

PNS dan Penulis

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Rekomendasi Menjalani Slow Living di Kabupaten Soppeng

20 Januari 2025   15:04 Diperbarui: 23 Januari 2025   14:47 444
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kelelawar bergelantungan di pohon Asam di Taman Kalong (Dokumentasi Pribadi)

Sebagai pendukung area wisata Lejja, beberapa penginapan berbentuk rumah panggung juga tersedia di dalam area wisata Lejja. Area wisata Lejja ini dikelola oleh Kementerian Kehutanan, tepatnya oleh Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Sulawesi Selatan.

Permandian Lejja (Sumber: rakyatsulsel.fajar.co.id)
Permandian Lejja (Sumber: rakyatsulsel.fajar.co.id)

Wisata alam lainnya adalah permandian Citta, permandian Ompo, air terjun Liu Pangie, air terjun Datae, air terjun Minawoe, gua Coddong, puncak Gunung Sewo, puncak Biccuing, area pegunungan Bulu Dua, dan masih banyak lagi lainnya.

Adapun di pusat kota Watansoppeng, terdapat alun-alun di mana di dalamnya terdapat Taman Kalong. Dinamai Taman Kalong karena di pusat kota inilah terdapat ribuan kalong atau kelelawar yang hidup bergelantungan di pohon asam yang terdapat di sekeliling taman. 

Kelelawar bergelantungan di pohon Asam di Taman Kalong (Dokumentasi Pribadi)
Kelelawar bergelantungan di pohon Asam di Taman Kalong (Dokumentasi Pribadi)

Selain pohon asam tempat bermukim para kalong, Taman Kalong sangat nyaman dipakai sebagai tempat duduk-duduk di sore hari menunggu bedug maghrib. Tak perlu takut lapar karena di sekeliling taman banyak penjual makanan dan minuman. Di seberangnya berdiri megah Masjid Raya Soppeng. 

Tak jauh dari Taman Kalong terdapat bangunan Villa Yuliana. Bangunan ini merupakan peninggalan Belanda dengan arsitektur khas Belanda. Peruntukannya sekarang adalah sebagai museum tempat menyimpan aneka benda peninggalan sejarah.

Situasi kota tidak terlalu ramai, namun di pusat kota alias di Taman Kalong tiap sore hingga malam cukup ramai karena menjadi tempat nongkrong yang asyik.

Sebagai tempat untuk menjalani hidup slow living, saya merekomendasikan Soppeng. Namun tentu untuk sekarang ini kehidupan slow living belum bisa saya terapkan karena hidup masih penuh target-target kinerja. Saya membayangkan slow living full baru bisa saya lakukan jika saya pensiun dan anak-anak sudah mandiri. 

Jika tinggal di Soppeng dan menjalankan slow living saat sudah pensiun, saya akan tinggal di desa pusat kerajinan sutera dan akan belajar menenun di sana. Jika bosan, saya akan pergi ke Villa Yuliana untuk belajar sejarah. Saya juga akan belajar membuat tape yang manis dan bolu cukke. 

Soppeng memang terkenal dengan oleh-oleh khasnya sutera, bolu cukke, tape ketan hitam, dan bannang-bannang. Mungkin masih ada yang lain yang belum saya sebut. Ada banyak jajanan tradisional di toko oleh-oleh yang saya tidak tahu namanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun