Mohon tunggu...
Indah Novita Dewi
Indah Novita Dewi Mohon Tunggu... Penulis - Hobi menulis dan membaca.

PNS dan Penulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Memori Kopi Instan Dingin

30 Mei 2021   07:18 Diperbarui: 30 Mei 2021   07:22 357
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi cerpen memori kopi instan dingin (Sumber: Andrew Neel/Pexels)

"Sejak kapan kau suka melakukan perbuatan bodoh -- minum kopi dingin malam-malam?" tanyanya.

"Sejak tiga bulan ini," sahutku dramatis. Semoga dia sadar bahwa itu berarti sejak kami putus.

"Lalu perbuatan bodoh kedua, tidak mengunci pintu rumah saat kau sendirian. Kalau ada maling bagaimana?"

Uh, apakah aku harus menjelaskan alasan aku tidak mengunci pintu? Itu kan untuk meringankan tugasnya dan meminimalisir kemungkinan pintu rusak karena didobrak? Dan aku yakin tidak akan ada maling yang masuk, karena satu-satunya maling adalah maling hatiku -- yaitu dia sendiri.

Dia mendekat, duduk di dekatku. Tuhan, ternyata aku kangen banget sama lelaki ini.

"Kapan kamu rencana pulang kampung? Dalam waktu dekat?" tanyanya dengan suara lebih lembut. Dan -- lho, ngapain juga dia meraih tanganku? Tapi aku suka, euy!

"Entah. Akhir bulan, mungkin."

"Aku ikut. Aku akan memintamu pada orangtuamu."

Hmm, bahasa apa pula itu? Apakah efek infus membuatku salah dengar, atau menjadi lemot?

"Meminta?" aku membeo.

"Melamar."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun