"Dek, jadwal mudikmu kapan?"
"Ahamdulillah, saya dapat pas hari lebaran, Mbak. Kalau Mbak Indah kapan?"
"Jadwalku dua minggu lagi, insyaAllah aku sabar menanti, deh."
"Mbak Indah mau tukeran dengan jadwalku? Aku kan sudah nggak punya orangtua, kalau mbak Indah penting pulang saat lebaran."
"Duh, alhamdulillah ... matur nuwun, Dek."
Lalu kami berdua kembali masuk di web mudik.com dan mengajukan permohonan tukar jadwal mudik.
Lalu saya terbangun saat ada yang menggoyang-goyang lengan saya dengan keras.
"Mah, bangun, Mah ... subuhnya sudah mau habis, lho ... cepetan salat sana!"
Ternyata pak suami yang membangunkan dan aplikasi mudik.com hanya sekadar mimpi atau kehaluan tak bertepi. Saya pun mengambil air wudhu sambil bergumam ... dari pada pergiliran mudik, lebih bagus lagi bila virusnya yang enyah, jadi semua bisa mudik lebaran sama-sama lagi. Aamiin.**
***
Karena masih dalam suasana lebaran, saya ucapkan selamat lebaran, mohon maaf lahir batin, yaaa...sampai jumpa di Samber tahun depan, insyaAllah panjang umur - dan bisa mudik karena corona sudah go away, aamiin...yra.