Mohon tunggu...
Nur Dhuha Indah
Nur Dhuha Indah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Jurusan Sejarah, Universitas Negeri Semarang

Sejarah

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pendidikan Pesantren Bengkel untuk Anak? Rasionalitas Pandangan Orangtua terhadap Pendidikan Pesantren sebagai Sebuah Lembaga Pendidikan

21 Mei 2022   02:56 Diperbarui: 21 Mei 2022   03:05 312
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Dewasa ini semakin banyak orang tua yang memilih untuk mendidik putra putrinya melalui lembaga yang bernama pesantren. Pesantren merupakan sebuah lembaga pendidikan dengan asrama dimana para siswanya akan tinggal Bersama, serta mempelajari ilmu agama di bawah pimpinan seorang kiai. Siswa maupun siswi yang menuntut ilmu di lingkungan pesantren biasanya disebut dengan santri. Namun apakah alasan orang tua memilih pesantren sebagai lembaga yang mereka pilih untuk mendidik anak-anaknya? Apakah karena kualitas yang dimiliki oleh pesantren ataukah hanya sebagai shock therapy untuk anak-anak yang dianggap nakal dan orang tua mereka memilih untuk memasukkannya ke dalam pesantren? 

Seiring dengan berjalannya waktu, kenakalan remaja menjadi sebuah momok serius yang menghantui para orangtua saat ini. Tingginya angka kenakalan remaja mengundang rasa cemas para orangtua dan masyarakat pada umumnya. Dengan adanya fenomena tersebut, akhirnya banyak sekali orang tua yang mempercayakan sekolah sebagai sebuah lembaga pendidikan luar keluarga untuk dapat ikut serta mendidik anak-anaknya. Dengan berbagai pertimbangan. Berbagai pertimbangan serta perhitungan dilakukan oleh para orang tua untuk mendapatkan manfaat yang optimal dari pemilihan lembaga pendidikan tersebut.

Jenis lembaga pendidikan seperti pesantren, dewasa ini menjadi pilihan yang cukup banyak diminati oleh masyarakat. Berdasarkan analisis statistik Pendidikan Islam, pondok pesantren mempunyai kontribusi 7,18% dari Angka Partisipasi Kasar (APK) nasional terhadap anak usia sekolah. Perkembangan pesantren di dalam dunia pendidikan menampakkan beberapa hal yang menarik. Hal menarik yang dapat kita lihat secara langsung yaitu adanya perbedaan  di dalam proses belajar mengajarnya. Siswa yang biasanya bersekolah di sekolah-sekolah umum biasanya hanya melakukan proses kegiatan belajar mengajar selama 7 hingga 8 jam dalam sehari. Setelah melakukan kegiatan belajar mengajar mereka pun dapat kembali kerumah dan bertemu dengan kedua orang tuanya. Akan tetapi, di dunia pesantren, proses kegiatan belajar mengajar dilakukan selama hampir 24 jam penuh. Di Samping pemberian materi-materi umum seperti halnya di sekolah biasa, di dalam proses belajar mengajar di lingkungan pesantren juga ditambahkan dengan kegiatan pembiasaan diri melalui penanaman nilai-nilai agama. Seluruh kegiatan yang para santri lakukan sepenuhnya diatur sedemikian rupa oleh pengurus pesantren.

Selama proses belajar mengajar di pesantren, para santri hanya dapat menghubungi orang tuanya pada jam-jam tertentu saja. Jadwal kepulangan para santri ke rumah pun sudah ditentukan oleh pengurus pesantren. Dengan hal ini menyebabkan peran orang tua menjadi sedikit bila dibanding dengan orang tua yang menyekolahkan anaknya ke sekolah umum. Di sisi lain, jika ditinjau dari sisi psikologis dan sosiologis, orang tua merupakan lembaga sosialisasi pertama yang dimiliki oleh anak. BErdasarkan fenomena tersebut maka pembahasan ini menjadi lebih menarik untuk kita bahas lebih lanjut lagi.

Salah satu perbedaan yang paling menonjol yang dimiliki oleh pesantren dibanding dengan sekolah umum lainnya yaitu terletak pada sistem pengajarannya. Sistem pengajaran yang digunakan di dalam proses belajar mengajar di pesantren tradisional biasanya menggunakan sistem sorogan dan bandongan. Sistem sorogan ini digunakan para santri senior untuk membantu para santri-santri yang baru memasuki dunia pesantren. Sementara bandongan merupakan sistem dimana pengajaran dilakukan oleh kiai yang membacakan sebuah kitab beserta artinya di dalam Bahasa jawa kemudian sang kiai memberikan keterangan-keterangan pada setiap bagiannya. Sementara itu di dalam pembelajaran pesantren modern, metode pembelajaran yang digunakan hampir menyerupai sekolah umum seperti tanya jawab, hafalan, sosiodrama, ceramah, hingga sistem modul.

Pesantren memiliki sebuah nilai integritas yang cukup tinggi di mata masyarakat saat ini. Dewasa ini pesantren menjadi sebuah rujukan moral bagi kehidupan masyarakat umum dan masyarakat menganggap bahwa pesantren merupakan sebuah sarana yang tepat untuk mendidik anak karena kentala kan nilai-nilai keagamaan. Nilai nilai yang ditanamkan di dalam sistem pendidikan pesantren yaitu berupa ukhuwah (persaudaraan), ta'awun (Kerjasama), jihad (berjuang), taat, sederhana, mandiri dan ikhlas.

Saat ini banyak orang tua yang mulai memiliki pendapat bahwa pendidikan agama jauh lebih penting daripada pendidikan umum. Sebagian orang tua meyakini bahwa jika anak dididik dengan landasan agama, maka ia akan mempunyai pedoman yang baik dan tidak mudah terpengaruh oleh pengaruh-pengaruh buruk yang dihasilkan oleh pergaulan.

Akan tetapi, dibalik alasan-alasan baik orang tua yang menganggap pesantren merupakan sebuah tempat yang tepat untuk mendidik anak-anaknya, ada pula Sebagian orang tua yang berpendapat bahwa pesantren digunakan untuk menempatkan anak-anak nakal. Terdapat beberapa orang tua yang memasukkan anaknya ke dalam pesantren dikarenakan angka tersebut susah diatur di rumah, dan pesantren lah yang menjadi inisiatif para orang tua untuk menempatkan anak-anaknya. Selain itu terkadang pesantren dianggap sebagai sebuah tempat buangan bagi anak-anak yang kurang berprestasi di bidang akademiknya, sehingga pesantren digunakan sebagai tempat yang dipilih untuk anak-anaknya tersebut. Tak heran, hal seperti itulah yang memunculkan geng-geng di dalam dunia pesantren.

Jika membicarakan mengenai pondok pesantren, semestinya kita memiliki sudut pandang yang lebih positif. Pondok pesantren seharusnya dipandangs ebagai sebuah alternatif pendidikan yang setara dengan pendidikan umum yang menekankan pada aspek agama terutama bertujuan untuk membentuk akhlak yang lebih terjaga. Pesantren bukanlah sebuah bengkel, pesantren bukan pula sebuah tempat buangan. Pondok pesantren mampu membekali para alumninya di dalam menghadapi tantangan zaman yang penuh dengan kemaksiatan.

Saat ini banyak sekali pesantren-pesantren yang mampu mencetak generasi-generasi yang tak kalah saing dengan sekolah-sekolah umum. Hal ini disebabkan karena keberhasilan yang dimiliki oleh sebuah lembaga pendidikan khususnya pesantren tidaklah mutlak diperankan oleh lembaga tersebut, akan tetapi melalui proses kerjasama yang baik antara orang tua dan lembaga pendidikan itu sendiri. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun