Mohon tunggu...
Indah Afriliani
Indah Afriliani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Aktif Pendidikan IPS, Universitas Pendidikan Indonesia

Hallo! Perkenalkan saya Indah Afriliani yang memiliki hobi menulis, memotret, dan menonton drama korea hhe.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kembalinya Fungsi Candi Borobudur sebagai Tempat Ibadah, Bukan Tempat Wisata

5 Januari 2023   12:16 Diperbarui: 5 Januari 2023   13:38 4885
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Penulis: Annisa Salsabila, Daine Zahra Hindami, Indah Afriliani

Saat ini Candi Borobudur tidak hanya menjadi tempat wisata, tapi Candi Borobudur telah menjadi tempat ibadah umat Buddha dari Indonesia dan seluruh dunia. Pada tanggal 11 Februari 2022, pemerintah RI resmi menyepakati Candi Borobudur, Candi Prambanan, Candi Pawon, dan Candi Mendut menjadi tempat keagamaan umat Hindu dan Buddha dari seluruh dunia.

Candi Borobudur yang terletak di Kabupaten Magelang, Jawa tengah ternyata memiliki sejarah hingga belasan abad sejak pertama kali didirikan. Candi Borobudur pernah menjadi monumen keagamaan yang merepresentasikan Dinasti Syailendra, lalu ditinggalkan akibat letusan dahsyat Gunung Merapi sampai akhirnya ditemukan kembali dan direstorasi.

Sejarah Candi Borobudur

Candi Borobudur didirikan oleh penganut agama Buddha Mahayana sekitar abad ke-8 pada masa pemerintahan wangsa Syailendra. Candi Borobudur termasuk kuil Buddha terbesar di dunia. Tujuan dibangun Candi Borobudur untuk memuliakan raja-raja Syailendra (775-850 M) yang telah bersatu kembali dengan dewa yang menjadi asal beliau.

Candi Borobudur sempat ditelantarkan sekitar tahun 928 dan 1006. Ketika itu Raja Mpu Sindok memindahkan ibu kota kerajaan Medang ke kawasan Jawa Timur karena terjadinya letusan gunung berapi dan candi Borobudur akhirnya ditinggalkan. Sekitar tahun 1.365, Mpu Prapanca dalam naskah Nagarakertagama ditulis ketika kerajaan Majapahit. Dalam naskah tersebut dia menyebutkan "Wihara di Budur"

Candi Borobudur ditemukan pada 1814, ketika Indonesia tengah dijajah Inggris. Penemu candi tersebut adalah Sir Thomas Stamford Raffles ketika mengunjungi Semarang. Dia mendapat laporan temuan batu-batu berukir di bukit sekitar desa Bumisegoro, Keresidenan Magelang. Bukit tersebut diyakini sisa-sisa bangunan candi yang disebut budur. Raffles kemudian mengutus asistennya, Cornelius mengadakan penelitian. Cornelius akhirnya melakukan penelitian pada 1814. Pembersihan besar-besaran dilakukan dengan mengerahkan tenaga kerja kurang dari 200 orang. Pekerjaan pembersihan dilakukan selama beberapa tahun mulai dari 1817, 1825, dan 1835.

Candi Borobudur telah dipugar beberapa kali. Pemugaran Candi Borobudur dilakukan pertama kali oleh Theodoor van Erp dari tahun 1907 sampai 1911. Pemugaran kedua dilakukan pemerintah Indonesia yang bekerja sama dengan UNESCO. Pengerjaan pemugaran kedua ini berlangsung dari tahun 1973 sampai 1983.

Candi Borobudur sebagai tempat wisata

Bepergian sementara dari satu lokasi di luar rumah ke tempat lain dikenal sebagai pariwisata. Itu bisa dilakukan karena berbagai alasan, seperti terkait bisnis, kesehatan, pendidikan, politik, masalah sosial, atau sekadar rasa ingin tahu yang umum. Selain itu, dikatakan bahwa memahami kebiasaan dan cara hidup budaya lain, serta arkeologi, sejarah peradaban masa lalu negara, dan peninggalan, semuanya termasuk dalam jenis sektor wisata budaya. Dengan berfokus pada sektor budaya, beberapa negara telah berhasil mengembangkan kebijakan pariwisata.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun