Mohon tunggu...
inasa afiani
inasa afiani Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Seorang Mahasiswa Ilmu Komunikasi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Analisis CyberBullying dalam Perspektif Filsafat dan Etika Komunikasi di Media Sosial Menggunakan Teori Socrates

5 Mei 2024   13:45 Diperbarui: 21 Mei 2024   16:41 147
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Cyberbullying terjadi pada beberapa media sosial, salah satunya pada media sosial instagram. Instagram merupakan suatu aplikasi berbasis internet yang memungkinkan penggunanya mengambil foto, menerapkan filter digital, instatory dan live streaming (Yanti, 2018). Dalam media sosial instagram terdapat banyak fitur didalamnya seperti upload foto dan video, like, comment, share dan lain sebagainya. Para netizen atau masyarakat dunia maya juga sering menggunakan fitur like dan comment untuk memberikan timbal balik baik itu pujian bahkan cacian dan hinaan. 

Perilaku itulah yang menjadi salah satu bentuk cyberbullying dengan mengetik kalimat-kalimat yang menjelek-jelekkan dan menyudutkan seseorang dengan menggunakan fitur komentar pada instagram. Hal ini berkaitan dengan etika komunikasi netizen dalam bermedia sosial di instagram karena seringkali yang menggunakan kata-kata kasar, kotor dan hinaan. 

Dengan hal ini penting adanya edukasi etika yang baik dalam berkomunikasi di media sosial salah satunya yaitu instagram agar masyarakat bisa mengatur kata-kata yang ia ketik dalam berkomentar agar tidak menyakiti orang lain. Fenomena cyberbullying di instagram ini sering terjadi sehingga tak jarang korban menjadi depresi dan mentalnya terganggu karena membaca komentar-komentar kasar dari netizen. Oleh karena itu sangat penting adanya penanganan yang tepat untuk mengatasi fenomena ini.

Teori Socrates

Menurut Socrates di dunia ini ada kebenaran yang bersifat objektif, di mana kebenaran itu tidak bergantung pada saya atau kita. Dan untuk membuktikan adanya kebenaran yang objektif, Socrates menggunakan metode tertentu Metode tersebut kita kenal dengan metode dialektika darı kata kerja Yunanı yang berarti bercakap- cakap atau berdialog Metode Socrates ini dikatakan sebagai metode dialektika karena memiliki peranan penting di dalamnya. Di dalam metode atu terdapat dua penemuan, kedua-duanya menyangkut berkenaan dengan dasar pengetahuan. Teori Socrates dalam etika filsafat komunikasi menekankan pada pentingnya dialog, kebenaran, dan pengetahuan diri dalam interaksi komunikasi. Socrates percaya bahwa dialog yang baik adalah kunci untuk mencapai pemahaman yang lebih baik. Dalam konteks komunikasi, ini menggarisbawahi pentingnya berkomunikasi secara terbuka, mendengarkan dengan penuh perhatian, dan berusaha untuk memahami sudut pandang orang lain. Socrates juga menyoroti pentingnya etika dalam berkomunikasi. Dalam hal ini, menghormati orang lain, tidak merendahkan, dan menghindari penyebaran informasi yang salah atau merugikan adalah prinsip-prinsip penting dalam komunikasi yang etis.

Fenomena Cyberbullying  Pada Media Sosial Instagram


Beberapa minggu terakhir seorang Youtuber sekaligus Selebriti Instagram, yaitu Jerome Polin diduga jadi penyebab kekalahan Timnas U23 Indonesia kalah dari Uzbekistan di Semifinal Piala Asia setelah Jerome menunjukkan antusiasme berlebihan pada pertandingan sebelumnya. Kekalahan Timnas Indonesia malam tadi oleh Timnas Uzbekistan di babak semifinal Piala Asia U-23, membuat sedih banyak pendukung. Kekecewaan para penonton atas kekalahan Timnas Indonesia banyak yang melampiaskannya di media sosial. Tak terlewat para netizen Indonesia menyerbu akun instagram Jerome Polin. Instagram Jerome Polin diserbu netizen Indonesia lantaran dianggap sebagai "Jerome effect" atas kegagalan Timnas Indonesia saat Semifinal Piala Asia U-23. Jerome, yang sebelumnya mengunggah story Instagram dengan caption penuh semangat mendukung Timnas, kini dianggap sebagai 'dark system' yang membawa sial. Karena hal tersebut, banyak netizen meninggalkan komentar negatif atas kekalahan Timnas Indonesia di Instagram Jerome Polin. Bahkan tak sedikit komentar tersebut tampak jahat untuk dikatakan. Tak hanya komentar negatif, ada juga yang memberi semangat dan menyayangkan kelakuan netizen Indonesia yang dianggap sebagai cyberbullying bukan lagi sekadar candaan. "Fomo lu bocahh sok ngerti bola dasar dark system," komentar salah satu netizen."Jerome effect," komentar lain."Bikin sial aja kerjaannya wkwkwk," komentar lainnya. Walaupun tuduhan ini tidak berdasar, fenomena ini menunjukkan bagaimana sosok publik dapat dengan mudah menjadi sasaran ketika harapan publik tidak terpenuhi.

Analisis CyberBullying Pada Media Sosial Instagram Menggunakan Teori Socrates

Socrates, dalam pemikirannya, sangat menekankan pentingnya dialog dan diskusi yang bermakna dalam komunikasi. Dalam konteks cyberbullying, kita dapat melihat bahwa perilaku ini bertentangan dengan nilai-nilai yang dianut oleh Socrates. Socrates percaya bahwa komunikasi yang baik haruslah mengarah pada pencarian kebenaran dan peningkatan pengetahuan, bukan untuk merendahkan atau menyakiti orang lain. Dalam cyberbullying, seringkali tujuannya adalah untuk merendahkan, menyakiti, atau mempermalukan orang lain secara tidak adil, tanpa memberikan kesempatan untuk berdiskusi atau memberikan pemahaman yang lebih baik. Socrates, seorang filsuf Yunani kuno, sangat menekankan pentingnya dialog dan diskusi yang baik dalam mencapai pemahaman dan kebenaran. Dalam konteks cyberbullying, kita dapat melihat beberapa relevansi dengan konsep-konsep Socrates:

1. Pengetahuan dan Kesadaran Diri

Socrates menekankan pentingnya pengetahuan diri dalam mencapai kebijaksanaan. Dalam konteks cyberbullying, pengetahuan diri dapat membantu individu memahami dampak dari tindakan mereka dalam ruang digital. Dalam kasus diatas, netizen yang tidak sadar atau kurang peduli tentang konsekuensi cyberbullying mungkin merasa bahwa mereka hanya memberikan komentar biasa, tanpa menyadari dampak emosional yang bisa sangat merusak bagi korban.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun