Mohon tunggu...
NASRUDDIN OOS
NASRUDDIN OOS Mohon Tunggu... melalang buana, kerja g jelas kuliahpun tidak jelas -

Ah, Gelap

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Atas Alasan yang Sama

18 April 2010   13:31 Diperbarui: 26 Juni 2015   16:43 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

[caption id="attachment_121241" align="alignright" width="300" caption="dok/inas oos"][/caption] INAS OOS

Gempalan kedinginan menghujam ulu hati

Gemuruh peradaban kian terganti sobat ku

Bahkan kita tak pernah bersama lagi

Setelah hari itu terakhir kali ku melihat

Tak terucap kata perpisahan

Aku lupa

Ntah tanggal berapa kita bersua, pertama kali

Tahun membekas dari catatan yang tertoreh

Dalam memory ntah berapa GB diberikan yang Maha Kuasa

Baru baru ini kita telah menyapa dalam dunia maya

Ada cerita belum tamat atau

Sutradaranya tidak ada lagi

Tiap tiap menuju

Alas an yang sama untuk kebahagian

Kita akan bercakap dalam senyap

Dalam kebimbangan riuhnya angin

Menerbangkan helaian daun

Daun daun yang sering kita sapu dengan kaki

Kala ide sering nyasar dari arah sehat pikiran

Sobat

Aku bercerita bukan pada daun daun kering

Daun daun yang dulu telah berbaur menjadi tanah lagi

Lelucon tawa disela tangisan seorang teman

Entah pada apa yang disedihkan. Lupa aku

Dalam catatan tak tertulis atau memang karena terbawa arus

Ketika amarah air dengan gelombangnya melanda

Atau lebih dikenal dengan tsunami

Aku ingat sobat,

Ketika obrolan tentang pasangan yang disukai

Ketika tangisan jiwa saat hati terlunta

Dengan alas an mencintai orang yang salah

Padahal salah mencintai sebetulnya

Hahahaha

Ku tertawakan kisah cinta mu, kisah cinta juga tak mulus disana

Bahkan kau lebih memahami itu

Diantara orang yang mengagumi, terkagum kagum

Terkadang kita beda pendapat tentang itu

Tiap tiap, jalan menuju

Siklus waktu selalu seperti itu

Paling tidak aku telah mengutarakan rasa rinduku

Sesaat diri ini melontar ribuan mil jauhnya..

Terserah kau dimana sobat

Rinduku sudah terwakili bersua denga mu lagi

Salam ngopi,

Semoga kopi yang ku minum tak terasa anggur lagi

Minggu, 18 April 2010

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun