Berpuluh tahun kita berteman
Suka dan duka terlewat bersama
Canda tawa sedih dan duka
Bahkan nestapa
Saat kita tersesat di rimba raya
Tak ada lagi bekal di tas kita
Namun kekuatan hatiÂ
Kebersamaan
Keyakinan
Membuat kita survive
Selamat dari kematian
Hati yang terpaut
Tak perlu lagi ungkap kata
Tuk mengetahui maksud diri
Pikiran, tindakan
Selalu senada seirama
Waktu berlaluÂ
Berpuluh tahun kita berpisah
Jaman berubah
Kupercaya
Engkau tetaplah engkau yang dulu
Ketika saat itu tiba
Kita bersua kembali
Aku tak mengenalimu lagi
Matamu bersinar nanar
Penuh kebencian
Aku termangu
Mendengar ungkapmu
Yang menyalahkan banyak hal
Untuk segala hal
Bahkan seolahÂ
Tuhan pun kau salahkan
Karena tak penuhi do'amu
Sahabatku
Kemana pergimu?
Yang mengulurkan tangan
Kala ku jatuh
Yang memberiku semangat
Kala ku runtuh
Dengan suara lembutmu
Kau mengutip
Sebuah ayat dari kitab suci kita
Manakala aku meracau menyalahkan keadaan
Yang tak sesuai dengan harapan
Kemudian mulai
Menuntut Tuhan
Kenapa
Tak penuhi
Pintaku
"Boleh jadi kamu tidak menyenangi sesuatu, padahal itu baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu padahal itu tidak baik bagimu. Allah mengetahui sedang kamu tidak mengetahui".
Sungguh
Pertemuan ini membuatku
Takut
Takut api kebencian di matamu
Akan membakarmu
Membakar hatimu
Tak bersisa
Membuatmu
Jadi bukan siapa-siapa
Kota Udang, tengah malam Juli 2019
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!