Mohon tunggu...
Inayatun Najikah
Inayatun Najikah Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis Lepas, Pecinta Buku

Belajar menulis dan Membaca berbagai hal

Selanjutnya

Tutup

Diary

Saya Menganggapnya Sebagai Ibadah

22 Mei 2024   20:22 Diperbarui: 22 Mei 2024   20:59 28
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Facebook/BethanyHealy

Malam lusa kemarin saya kembali meminta untuk mengakhiri kisah cinta dengannya. Dia pun kembali menolak permintaan saya dengan alasan masih cinta dan ingin terus bersama. Tentu saya menjadi dilema dan bertanya-tanya dengan sikapnya. Benar saya mencintainya dan bahagia saat bersamanya, namun saya juga harus sadar diri siapa saya dan siapa dirinya. Saya tak boleh egois atas segalanya.

Maka kini saya melakukan semuanya hanya untuk niat beribadah. Saya menjadi kekasihnya, mencurahkan perhatian untuknya, dan menerima keadaannya. Meski dalam hati saya selalu merasa khawatir tentang bagaimana dan apa yang akan terjadi pada kami nantinya. Saya takut kehadiran dan keberadaan saya akan membuatnya mengalami musibah yang tak berkesudah. Semoga itu tak akan terjadi. 

Saya menyadari selama ini saat didepan banyak orang sikapnya akan berbeda dengan saat hanya bersama saya. Seolah keberadaan saya dihadapan semua orang hanya menjadi orang asing. Dan ketika hanya berdua, dia pasti menujukkan sisi kemanjaannya. Sungguh dua sikap yang saling kontradiktif. Jujur saya memang bahagia, tapi mengapa di satu sisi saya masih terus bertanya apa yang sebenarnya ia cari dari saya. Masih kurangkah perhatian yang ia dapatkan selama ini dari keluarganya? 

Saya terlena dengan kebahagiaan yang diberikannya. Cinta kasih yang dia utarakan mampu menghipnotis saya. Oleh sebab itu kini saya berharap kepada Tuhan semoga cinta kasih yang saling bertaut ini dapat dipersatukan. Karena hanya Tuhan lah yang mampu melakukannya. 

Dia seorang laki-laki yang tak sempurna, kepribadiannya membuat saya semakin menjadi lebih baik dari sebelumnya. Laki-laki sederhana yang mencintai saya dengan sangat istimewa. Laki-laki yang meski memiliki kekurangan tapi tak menyurutkan saya untuk berhenti mencintainya. Laki-laki yang menghargai keberadaan saya dan menganggap saya sebagai perempuan juga manusia. Laki-laki yang senantiasa membersamai dalam berkesalingan belajar segalanya. 


Sayang, buatlah pilihan yang bijak. Jika kamu memang memilih dia dan melepaskan saya, semoga itu pilihan yang tak pernah kau sesali dan mampu membuatmu bahagia. Karena suatu saat nanti cepat atau lambat kamu harus bisa memilih antara saya atau dirinya. Kita tidak bisa selamanya bersembunyi dari kebenaran. 

Sayang, jangan mempertahankan saya hanya karena suatu hal entah soal ekonomi atau lainnya. Jika ternyata ini benar berarti kamu sengaja menggoreskan luka dihati saya. Karena sering kali saya meminta untuk berpisah kamu menolaknya. Tapi saya bisa apa. Demi laki-laki yang saya cintai bahagia, saya rela menahan rasa sakit dan derita ini. Kini saya niatkan semuanya untuk ibadah dan proses saya menjadi manusia yang lebih baik. Terimakasih sayang. Bahagiamu adalah alasan saya untuk bahagia dan menerima. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun