Mohon tunggu...
Beryn Imtihan
Beryn Imtihan Mohon Tunggu... Penikmat Kopi

Seorang analis pembangunan desa dan konsultan pemberdayaan masyarakat yang mengutamakan integrasi SDGs Desa, mitigasi risiko bencana, serta pengembangan inovasi berbasis lokal. Ia aktif menulis seputar potensi desa, kontribusi pesantren, dan dinamika sosial di kawasan timur Indonesia. Melalui blog ini, ia membagikan ide, praktik inspiratif, dan strategi untuk memperkuat ketangguhan desa dari tingkat akar rumput. Dengan pengalaman mendampingi berbagai program pemerintah dan organisasi masyarakat sipil, blog ini menjadi ruang berbagi pengetahuan demi mendorong perubahan yang berkelanjutan.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Durian di Meja Berbuka, Godaan yang Harus Ditahan?

15 Maret 2025   20:54 Diperbarui: 16 Maret 2025   10:19 376
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mata saya tertumbuk pada tumpukan durian di meja berbuka. Aroma khasnya menyelinap di antara hidangan lain, menggoda setiap orang yang duduk di sekeliling. Namun, ada yang ganjil malam itu. Seorang teman yang dulu paling doyan durian hanya menatapnya tanpa menyentuh.

“Lagi nggak enak badan?” tanya saya pelan. Ia tersenyum, lalu menggeleng. “Udah nggak bisa makan ini lagi,” katanya dengan nada pasrah. Beberapa waktu lalu, ia memang sempat jatuh sakit cukup lama. Hasil pemeriksaan menunjukkan kadar gula darahnya tinggi. Sejak itu, pola makannya berubah drastis. Durian, yang dulu menjadi favoritnya, kini hanya bisa ia pandangi dari kejauhan.

Saya jadi bertanya-tanya, apakah benar penderita diabetes harus menghindari durian sama sekali? Atau masih ada cara agar tetap bisa menikmatinya tanpa risiko berbahaya?

Durian, si raja buah, selalu menjadi primadona saat bulan Ramadan. Aromanya yang khas dan rasanya yang manis legit membuatnya kerap menjadi pilihan untuk berbuka puasa. Namun, di balik kenikmatannya, durian menyimpan tantangan tersendiri, terutama bagi penderita diabetes.

Diabetes memang mengharuskan penderitanya untuk lebih bijak dalam memilih makanan, terutama yang mengandung gula tinggi. Durian, meskipun lezat, mengandung gula alami yang cukup tinggi.

Penelitian yang dipublikasikan dalam Journal of Functional Foods, durian memiliki indeks glikemik (IG) yang moderat, tetapi kandungan gulanya bisa mencapai 20-30 gram per 100 gram buah (Leontowicz et al., 2011). Bagi penderita diabetes, konsumsi durian dalam jumlah besar bisa menyebabkan lonjakan gula darah yang berbahaya.

Namun, bukan berarti penderita diabetes sama sekali tidak boleh menikmati durian. Kuncinya adalah moderasi. Sebuah studi dalam Nutrition Research menyebutkan bahwa konsumsi durian dalam porsi kecil, sekitar 1-2 biji, masih bisa ditoleransi oleh penderita diabetes asalkan diimbangi dengan pola makan seimbang dan pemantauan gula darah yang ketat (Charoenkiatkul et al., 2016). Ini berarti, durian bisa tetap menjadi bagian dari menu berbuka, asalkan dikonsumsi dengan hati-hati.

Selain kandungan gula, durian juga dikenal tinggi kalori. Satu biji durian bisa mengandung sekitar 54-60 kalori. Bagi penderita diabetes yang seringkali juga harus menjaga berat badan, konsumsi durian berlebihan bisa memicu penambahan berat badan. Padahal, obesitas adalah salah satu faktor risiko utama yang memperburuk kondisi diabetes. Oleh karena itu, penting untuk membatasi porsi durian dan mengimbanginya dengan makanan rendah kalori seperti sayuran dan protein.

Tidak hanya itu, durian juga mengandung serat yang cukup tinggi. Serat memang baik untuk pencernaan, tetapi bagi sebagian orang, terutama yang memiliki masalah pencernaan, konsumsi durian berlebihan bisa menyebabkan perut kembung atau bahkan diare. Hal ini perlu diperhatikan, terutama bagi penderita diabetes yang seringkali juga memiliki masalah pencernaan akibat komplikasi penyakitnya.

Interaksi durian dengan obat-obatan juga menjadi pertimbangan penting. Durian mengandung senyawa seperti sulfur dan alkohol alami yang bisa berinteraksi dengan obat diabetes atau obat darah tinggi.

Menurut laporan dalam Asian Pacific Journal of Tropical Biomedicine, senyawa ini bisa memengaruhi efektivitas obat dan meningkatkan risiko efek samping (Winarsi & Agustina, 2015). Oleh karena itu, penderita diabetes yang sedang dalam pengobatan sebaiknya berkonsultasi dengan dokter sebelum mengonsumsi durian.

Lalu, bagaimana jika keinginan untuk menikmati durian begitu kuat? Ada beberapa solusi yang bisa dipertimbangkan. Pertama, pilih durian yang tidak terlalu matang, karena kandungan gulanya cenderung lebih rendah.

Kedua, konsumsi durian bersama dengan makanan tinggi serat seperti sayuran atau biji-bijian, yang bisa membantu memperlambat penyerapan gula ke dalam darah. Ketiga, pastikan untuk memantau gula darah sebelum dan setelah mengonsumsi durian, agar bisa mengambil tindakan cepat jika terjadi lonjakan.

Selain itu, penderita diabetes juga bisa mempertimbangkan alternatif buah lain yang lebih aman, seperti apel, pir, atau jeruk. Buah-buahan ini memiliki indeks glikemik yang lebih rendah dan kandungan gula yang lebih terkontrol. Namun, jika durian tetap menjadi pilihan, pastikan untuk mengonsumsinya dalam porsi kecil dan tidak terlalu sering.

Durian memang buah yang istimewa, tetapi bagi penderita diabetes, kenikmatannya harus diimbangi dengan kewaspadaan. Seperti kata pepatah, "lebih baik mencegah daripada mengobati." Dengan memahami batasan dan cara mengonsumsinya dengan bijak, penderita diabetes tetap bisa menikmati durian tanpa harus mengorbankan kesehatan.

Pada akhirnya, kesehatan adalah prioritas utama. Durian mungkin bisa memberikan kebahagiaan sesaat, tetapi menjaga gula darah tetap stabil adalah investasi jangka panjang untuk kualitas hidup yang lebih baik. Jadi, bijaklah dalam memilih makanan, termasuk saat memutuskan untuk berbuka dengan durian. Seperti yang dilakukan teman saya, terkadang menahan diri adalah bentuk kasih sayang terhadap tubuh sendiri.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun