Mohon tunggu...
Beryn Imtihan
Beryn Imtihan Mohon Tunggu... Penikmat Kopi

Seorang analis pembangunan desa dan konsultan pemberdayaan masyarakat yang mengutamakan integrasi SDGs Desa, mitigasi risiko bencana, serta pengembangan inovasi berbasis lokal. Ia aktif menulis seputar potensi desa, kontribusi pesantren, dan dinamika sosial di kawasan timur Indonesia. Melalui blog ini, ia membagikan ide, praktik inspiratif, dan strategi untuk memperkuat ketangguhan desa dari tingkat akar rumput. Dengan pengalaman mendampingi berbagai program pemerintah dan organisasi masyarakat sipil, blog ini menjadi ruang berbagi pengetahuan demi mendorong perubahan yang berkelanjutan.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Mindful Eating: Tradisi yang Tergerus Konsumsi Instan

10 Maret 2025   20:37 Diperbarui: 10 Maret 2025   20:37 238
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Keintiman dalam menikmati makanan pun berubah. Dulu, berbuka dilakukan bersama keluarga di meja makan, dengan obrolan hangat dan doa bersama. Kini, televisi dan ponsel sering kali menjadi teman makan. Perhatian pun teralihkan, membuat pengalaman makan tidak lagi seutuhnya disadari dan dihargai.

Menurut Thich Nhat Hanh (2010) dalam Peace is Every Bite, makan dengan kesadaran penuh meningkatkan kepuasan dan rasa syukur. Ketika perhatian teralihkan ke layar ponsel atau televisi, kita cenderung makan lebih banyak tanpa menyadari rasa dan tekstur makanan yang dikonsumsi. Ini berdampak pada pola makan yang kurang sehat.

Mindful eating bukan hanya soal memilih makanan sehat, tetapi juga tentang menikmati dan menghargai makanan. Di desa, pola ini seharusnya tetap dijaga. Namun, tanpa kesadaran kolektif, tradisi ini bisa tergerus oleh gaya hidup instan yang semakin meluas, menurunkan kualitas konsumsi dan kesehatan.

Ramadan bukan sekadar menahan lapar dan haus, tetapi juga momen refleksi. Pola makan yang bijak harus kembali dihidupkan. Jika masyarakat desa tetap bertahan dengan pola makan alami dan sadar, mereka bukan hanya menjaga kesehatan, tetapi juga merawat tradisi dan kebersamaan yang menjadi ciri khas kehidupan pedesaan.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun